Penyebab Kematian Dokter Aulia Risma Lestari Terungkap, Undip Pastikan Bukan Karena Bunuh Diri

Misteri meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), dr Aulia Risma Lestari akhirnya menemukan

Editor: adi kurniawan
Handout
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024) 

SRIPOKU.COM -- Misteri meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), dr Aulia Risma Lestari akhirnya menemukan titik terang.

Sebelumnya korban diduga tewas bunuh diri di kosnya karena tidak kuat menahan perundungan yang diterimanya.

Mendengar hal ini, pihak Universitas Diponegoro tidak tinggal diam, pihak Undip melakukan investigasi internal.


Dari hasil investigasi internal tersebut, pihak Undip menampik ada perundungan yang menyebabkan korban mengakhiri hidup.

"Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal Undip, hal tersebut tidak benar,"

"Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat memengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh," ujar Rektor Undip Suharmomo lewat siaran pers di laman universitas.

Meski begitu, pihak Undip tak menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami korban untuk melindungi privasi korban.

Pihak Program Studi (Prodi) Anaestesi juga menyikapi masalah kesehatan yang dialami korban dengan melakukan pemantauan.

"Pengelola Pendidikan Program Studi Anestesi menyikapi problem kesehatan yang dialami korban dengan memantau secara aktif perkembangan kondisi yang bersangkutan selama proses pendidikan," ujarnya.

Korban pun sempat mengundurkan diri, namun karena menerima beasiswa, korban mengurungkan niatnya.

"Berdasarkan kondisi kesehatannya, korban sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, namun karena beliau adalah penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga korban mengurungkan niat tersebut," lanjutnya.

Pihak universitas juga terbuka dengan fakta valid di luar hasil investigasi dan siap berkoordinasi dengan pihak manapun.

"Kami sangat terbuka dengan fakta-fakta valid lain di luar hasil investigasi yang telah Undip lakukan,"

"Kami Siap berkoordinasi dengan pihak manapun untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan dengan menerapkan 'zero bullying' di Fakultas Kedokteran Undip," lanjutnya.


Fakultas Kedokteran (FK) Undip juga telah menerapkan gerakan zero bullying yang dipantau oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual sejak 1 Agustus 2023 lalu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved