Breaking News

Plt Ketum Golkar AGK

Ungkap Keunikan Airlangga dan Agus Gumiwang Sejak Masih Muda, Pengamat: Peluang AGK di Munas Golkar

Pengamat politik menilai ada keunikan tersendiri di antara Airlangga dan Agus Gumiwang, di samping sama-sama masih berada di Kabinet Indonesia Maju

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
HANDOUT
Foto Ketum DPP Golkar yang baru saja mundur Airlangga Hartarto dan ayahnya Hartarto Sastrosoenarto (atas). Foto Plt Ketum DPP Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita bersama ayahnya Ginanjar Kartasasmita. 

SRIPOKU.COM – Sah, Agus Gumiwang Kartasasmita menjadi pelaksana tugas ketua umum Golkar menggantikan Airlangga Hartarto yang telah mengundurkan diri. Terpilihnya Agus sudah diprediksi sebelumnya, karena beberapa faktor banyak menguntungkan sosok yang juga menjabat Menteri Perindustrian ini.

Pengamat politik Kemas Khoirul Mukhlis menilai ada keunikan tersendiri di antara Airlangga dan Agus Gumiwang, di samping mereka berdua sama-sama masih berada di Kabinet Indonesia Maju.

"Ayah Airlangga dan ayahnya Agus Gumiwang keduanya merupakan menteri andalan dan termasuk senior pada  masa orde baru saat Soeharto berkuasa," ujar Kemas Khoirul Mukhlis, Rabu (14/8/2024).

Ayah Airlangga, Hartarto Sastrosoenarto sejak 1983 dipercaya menjadi menteri sampai berakhirnya kepemimpinan Presiden Soeharto

Sementara ayah Agus Gumiwang, Ginanjar Kartasasmita juga sama. Mengawali jabatan jadi menteri sejak 1988 dan berakhir beriringan turunnya Soeharto.

"Kan tau sendirilah masa-masa tersebut, seorang menteri harus juga merupakan fungsionaris Golkar," tambah Mukhlis.

Ke-Golkar-an Airlangga dan Agus Gumiwang memang sejak masih muda, karena orang tua mereka yang menjabat menteri.

"Saya memprediksi terpilihnya Agus Gumiwang ini merupakan jalan tengah yang terbaik. Apalagi dalam statementnya akan memberikan penghargaan kepada Airlangga. Rasanya ini sebuah simbol bahwa Airlangga tak kan serta merta ditinggalkan," tutur Mukhlis yang juga Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia ini.

Bahkan, peluang Agus menjadi ketua umum dalam Munas Golkar mendatang diyakini lebih besar dibanding kandidat lain.

Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar cukup mengejutkan. Padahal saat ini tahapan pilkada tengah memasuki masa krusial dukungan parpol menjelang pendaftaran akhir Agustus mendatang. Banyak pihak memprediksi akan berubahnya dukungan yang diberikan Golkar.

Sebelumnya Kemas Khoirul Mukhlis yakin akan terjadi bongkar pasang dukungan. Setidaknya bagi yang belum dikeluarkan surat persetujuan atau B1KWK.

Apalagi masa pendaftaran masih tersisa 2 minggu lagi, bisa saja ketua umum yang baru atau siapa yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum memiliki selera tersendiri.

“Jadi walau tidak keseluruhan, bisa saja ada yang diubah dukungannya. Terutama yang memang belum diserahkan B1KWK atau surat persetujuan calon. Karena pelaksana tugas ketua umum yang baru bisa saja memiliki keinginan yang berbeda dengan Airlangga, tak semuanya sama,” ujar Kemas Khoirul Mukhlis

Ditambahkan, walau sudah ada pernyataan Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Sadzily yang mengatakan rekomendasi yang diberikan pada masa kepemimpinan Airlangga tidak akan berubah karena sudah menjadi keputusan organisasi. Mukhlis menilai tidak ada jaminan tidak berubah, sebab sosok plt ketua umum nantinya akan punya kebijakan tersendiri.

“Apalagi yang baru memperoleh dukungan lisan atau masih tingkatan lobi, tentu sangat rawan sekali. Kita tahu kalau di partai besar seperti halnya Golkar banyak friksi-friksi internal, pasti saat ini tengah adu kekuatan bagaimana plt ketua umum dipegang kelompok mereka,” tambah Mukhlis. 

Mukhlis menilai mundurnya Airlangga ini jangan dianggap hal yang biasa. Pihaknya yakin ada desakan kuat baik eksternal maupun internal termasuk persoalan dukung mendukung pilkada. Kalau tak ada kaitan pilkada, semestinya bisa ditunggu sampai setelah tahapan pendaftaran di KPU.

“Kenapa harus sekarang? Karena pastinya terkait erat dengan dukungan calon kepala daerah, di samping adanya faktor lain. Bisa saja jadi momentum serta dimanfaatkan oleh pihak yang memiliki dukungan berbeda sebelum ini. Jadi bersiap saja untuk dukungan yang berubah, kita bicara ini untuk pilkada di seluruh Indonesia ya,” ujar mantan ketua KPU Palembang ini.

 

Sosok dan Profil Agus Gumiwang Kartasasmita 

Berikut ini sosok dan profil Agus Gumiwang Kartasasmita Wakil Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Perindustrian resmi terpilih menjadi Plt Ketua Umum Golkar.

Agus Gumiwang Kartasasmita kerap disapa AGK ini mengisi kursi kepemimpinan Golkar yang sebelumnya kosong setelah Airlangga Hartarto secara resmi mengundurkan diri.

Berikut ini sosok dan profil Agus Gumiwang Kartasasmita resmi terpilih menjadi Plt Ketua Umum Golkar, dikenal sangat setia pada Jokowi
Berikut ini sosok dan profil Agus Gumiwang Kartasasmita resmi terpilih menjadi Plt Ketua Umum Golkar, dikenal sangat setia pada Jokowi (Handout)

Baca juga: Belum Ada Pemanggilan Ratu Dewa-Heri Amalindo, Dukungan B1KWK PDIP Baru Muratara Devi Suhartoni

Kemudian menurut AD/ART partai, plt ketua umum bertugas sampai ada Ketua Umum Golkar definitif.

Selanjutnya pemilihan ketua umum baru akan digelar melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Berikut adalah profil dari Agus Gumiwang Kartasasmita

Agus Gumiwang Kartasasmita atau biasa disapa AGK, lahir di Jakarta, 3 Januari 1969.

AGK pernah menjabat sebagai menteri di dua kementerian selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada Pilpres 2014, AGK sudah jadi loyalis dan sangat setia dengan Jokowi.

Ia bahkan berani berbeda sikap dengan Golkar yang kala itu mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Dan jelang akhir kepemimpinan periode pertama Jokowi, pada 24 Agustus 2018, Agus dilantik jadi Menteri Sosial.

Ia menjabat sampai 20 Oktober 2019.

Selanjutnya, sejak awal periode kedua Jokowi, ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

Agus merupakan anak dari Ginandjar Kartasasmita dan Yultin Harlotina.

Menempuh pendidikan sarjana di Pacific Western University, Hawaii, Amerika Serikat (AS) jurusan Science Commercial and Industrial Economic.

Lulus dengan sangat baik pada tahun 1994.

Ia kemudian melanjutkan studi magister di Bandung jurusan administrasi publik di Universitas Pasundan dan studi doktoral ilmu pemerintahan di Universitas Padjajaran.

Agus sempat menduduki sejumlah jabatan strategis di Golkar.

Diantaranya adalah menjadi Sekretaris Fraksi Golkar di DPR.

Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua DPD Golkar DKI Jakarta setelah pemegang jabatan sebelumnya Fayakhun Andriadi, ditetapkan sebagai tersangka pada kasus korupsi Bakamla.

Bukan cuma itu saja, AGK juga sempat masuk bursa Ketua DPR RI pengganti Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP.

Namun, posisi Ketua DPR akhirnya diisi Bambang Soesatyo.

Kemudian AGK juga sempat mengalami hal yang tak mengenakan selama di Golkar.

Karena ia menjadi salah satu dari banyak kader beringin yang dipecat di ajang Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Bali pada 2014.

Pemecatan itu ditandatangani Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.

Meski begitu, AGK dan beberapa kader Golkar yang dipecat telah direhabilitasi oleh Ical berdasarkan SK Kemenkumham terkait kepengurusan hasil Munas Riau.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved