Pilkada Palembang 2024

3 Paslon Masih Berpeluang, Pemilih Rasional Bisa Jadi Penentu Pilkada Palembang 2024

Hadirnya pasangan calon Yudha - Bahar diprediksi pertengahan Juli ini bakal menyusul kandidat lainnya bakal bermunculan hingga terdapat 3 paslon

|
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
Handout
3 paslon yang bakal meramaikan Pilkada Palembang 2024 nanti: Drs H Ratu Dewa MSi, Yudha Pratomo Mahyuddin Msc PhD, dan Hj Fitrianti Agustinda SH MH 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Hadirnya pasangan calon Yudha - Bahar diprediksi pertengahan Juli ini bakal menyusul kandidat lainnya bakal bermunculan hingga terdapat 3 paslon yang meramaikan Pilkada Palembang 2024 nanti.

Yudha Pratomo Mahyuddin Msc PhD yang notabenenya Ketua DPC Partai Demokrat Palembang dalam hal ini berkoalisi dengan Ir H Baharuddin MM yang juga notabenenya Ketua DPD PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Palembang. 

Sementara Sekda Kota Palembang Drs H Ratu Dewa MSi, birokrat yang diunggulkan memiliki elektoral tertinggi ini digadang bakal berpasangan dengan Prima Salam SH MM yang notabenenya Ketua DPC Partai Gerindra Palembang. Pasangan ini dikabarkan bakal diusung Partai Golkar, PAN, dan Gerindra.

Sementara mantan Wakil Walikota Palembang yang juga Ketua DPD Partai Nasdem Palembang Hj Fitrianti Agustinda SH MH digadang bakal berpasangan dengan M Akbar Alfaro (mantan Ketua DPC Gerindra Palembang) dikabarkan bakal diusung Nasdem, PDIP. 

Menanggapi elektoral Pilkada Palembang 2024 memang saat ini, pengamat politik Fatkurohman mengakui memang saat ini Ratu Dewa menjadi salah satu magnet electoral tertinggi di Kota Palembang.

Begitu juga dengan Fitrianti Agustinda yang juga menjadi pesaing karena elektoral nomoe dua. Dan juga pendatang baru misalkan Yudha Pratomo Mahyuddin disebut-sebut di beberapa lembaga survei juga membuntuti. Begitu juga dengan Prima Salam.

"Tentunya kalau dari sisi ini untuk bisa menarik elektoral kota Palembang adalah bagaimana menarik masyarakat. Kalau dalam Bahasa survei itu kan yang paling penting adalah perhatian kepada masyarakat menjadi tolak ukur bagaimana masyarakat memutuskan pilihannya," ungkap Fatkurohman, Kamis (4/7/2024).

Dijelaskannya, perhatian kepada masyarakat banyak penafsiran mulai dari misalkan dekat dengan masyarakat, sering terjun ke masyarakat, dan juga bagaimana masyarakat itu bisa memahami tentang kandidat dan juga bagaimana merespon cepat masyarakat, keluhan-keluhan masyarakat.

Ini salah satu menjadi penafsiran yang terkait dengan perhatian dengan masyarakat. Termasuk mungkin di sini yang paling ekstrem itu apa yang sudah diperbuat kepada masyarakat.

Itu yang menjadi suatu hal yang menarik terkait dengan elektoral pemilih kota Palembang. Karena saat ini yang tertinggi dengan potret itu Ratu Dewa.

"Nah bagaimana dengan penantang? Masih punya peluang karena penetapan Paslon belum ada. Artinya start belum dimulai sejatinya karena belum ada yang berpasangan," kata BungFK.

Peneliti Public Trust Institute (PUTIN) Fatkurohman  bini menyebut tentunya nanti dengan sudah ada pasangan, masyarakat akan menilai secara faktual tentang bagaimana pergerakan para calon ini di masyarakat. Ini yang bakal dilihat oleh pemilih.

"Yang terpenting di sini adalah kalau kita lihat masyarakat juga masih banyak yang belum mantap dalam pilihan. Masih ada pemilih yang belum mantan, bisa berubah menentukan pilihan," ujarnya.

Tentunya perubahan ini perlu direspon oleh para kandidat. Kalau yang tertinggi bagaimana, para pemilih ini agar tidak berubah pilihannya. Apa treatmentnya, apa yang harus dilakukan oleh para kandidat?

"Bagi para penantang yang elektabilitasnya masih di bawah, ya bagaimana para pemilih yang bisa berubah ini bisa memilihnya. Ini yang menjadi tantangan bagi para penantang saat ini hadir. Ini yang harus dilakukan kandidat penantang," terangnya.

Kalau misalkan nantinya Ratu Dewa dan ada Fitrianti Agustinda, serta ada Yudha Pratomo Mahyuddin. Tentunya ini tiga pasang ini tentunya akan menarik.

Misalkan sekarang partai yang bagian dari petahana itu Partai Demokrat apakah masih bisa mempertahankan kekuasaan di kota Palembang atau tidak.

"Begitu juga dengan Fitrianti Agustinda yang merupakan bagian juga dari petahana di kota Palembang. Sebenarnya dari tiga kandidat ini dari petahana semua karena Ratu Dewa mau tidak mau dia kan Sekda juga bagian dari petahana," katanya.

Dari sisi ini ketika ini muncul nanti sebagai kandidat, ini apa program-program yang mungkin menjadi perhatian terutama bagi masyarakat yang bisa merubah pilihannya tadi.

"Karena saya pikir ada beberapa pemilih yang tidak bisa merubah pilihan. Ada pemilih militan. Nah pemilih yang bisa berubah pilihan inilah yang akan dilakukan karena bisa jadi tidak semua yang bisa merubah pilihan itu adalah pemilih transaksional," paparnya.

Tapi bisa jadi di sini ada pemilih yang rasional. Artinya mereka butuh program orang-orang menengah ke atas. Mungkin jika dilakukan money politic dia menerima, tapi belum tentu menentukan pilihan kepada yang memberi money politic.

Peneliti Public Trust Institute (PUTIN) Fatkurohman
Peneliti Public Trust Institute (PUTIN) Fatkurohman (Handout)

Baca juga: Berharap Pilwako Bawa Perubahan Bangun Palembang yang Futuristik, MSP: Ada di YPM Palembang Maju

Karena orientasinya orientasinya rasional. Nah ini yang peluh ditreatment. Makanya isu program populis dan mengena di tingkat masyarakat itu menjadi penting untuk bisa menarik pemilih untuk bisa bersaing di Pilkada Palembang 2024.

"Dan saat ini memang opini publik itu belum terbentuk. Hanya saja secara personality sudah ada. Ratu Dewa misalkan personalitynya yang sering terjun ke masyarakat," ujar mantan Sekjen IKA Fisip Unsri ini.

Begitu juga dengan Fitrianti Agustinda. Yudha Pratomo Mahyuddin begitu juga. Beberapa program muncul tapi belum popular. Sekarang bagaimana mempopolisnkan secararasional program-program yang dianggap menarik untuk para pemilih yang belum mantap secara rasional.

Kalau pemilih transaksional urusannya bagaimana cost politik, tetapi pemilih rasional inilah yang mungkin bisa menjadi penentu Ketika bersaing ketat bagi para kandidat karena jumlahnya cukup lumayan.

Data Januari misalkan ada sekitar 20 persen pemilih yang dianggap memiliki rasionalitas untuk kritis terhadap situasi politik di kota Palembang. Nah ini didominasi orang-orang terpelajar, menengah ke atas, dari sisi ekonomi yang mereka cenderung kalua dalam hal ini cenderung diam, tidak begitu heboh.

"Tetapi mereka memahami kondisi ini. Treatment inilah bagaimana kandidat bisa menyentuh dan juga bisa memberikan jalan keluar, memberikan program-program yang dijanjikan untuk bisa mengambil para pemilih rasional ini," kata Koordinator Wilayah Sumsel Public Trust Institute.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved