Korupsi di PT Timah

Sosok Bripda IM Anggota Densus 88 Menguntit Jampidsus Febrie Adriansyah, Ngaku Karyawan BUMN

Berikut ini sosok Bripda IM anggota Densus 88 yang ditangkap usai menguntit Jampdisus Kejagung Febrie Adriansyah.

|
Editor: adi kurniawan
kolase sripoku.com
Oknum Densus 88 diduga menguntit pergerakan anggota Jampidsus yang tengah menangani kasus dugaan korupsi timah senilai Rp 271 triliun. 

SRIPOKU.COM -- Berikut ini sosok Bripda IM anggota Densus 88 yang ditangkap usai menguntit Jampdisus Kejagung Febrie Adriansyah.

Beredar kabar, diketahui Bripda IM memiliki nama asli Iqbal Mustofa.

Bripda IM merupakan pria kelahiran Tegal, 29 Juni tahun 1999 dan beralamat di Kalinyamat Wetan, Tegal Selatan.

Bripda IM tergabung dalam anggota Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror.

Namun saat Bripda IM menguntit Jampdisus Kejagung Febrie Adriansyah menyamar menjadi karyawan BUMN.

Iqbal menyamar sebagai Raka Maheswara di perusahaan tersebut.

Status pekerjaan di KTP yang beredar di medsos, masih pelajar/mahasiswa.

Akan tetapi Bripda IM terciduk saat tengah mengintai Jampdisus Kejagung Febrie Adriansyah.

Aksi pengintaian tersebut tidak dilakukan oleh IM seorang diri.

Ia diduga menjalankan misi tersebut bersama lima orang lainnya yang diduga dipimpin oleh seorang perwira menengah kepolisian.

Namun, hanya IM yang berhasil diamankan oleh polisi militer atau PM yang mengawal Jampidsus Febrie Adriansyah saat itu.

Berdasarkan informasi yang diterima, IM saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus."

Sementara, dilansir dari akun X (twitter) @yaniarsim, ditampilkan foto diduga Bripda Iqbal sedang berada di ruang Jampidsus.

Kronologi Jampdisus Dikuntit Anggota Densus 88

Sebelumnya, Jampdisus Kejagung Febrie Adriansyah dikabarkan dikuntit anggota Densus 88.

Peristiwa itu terjadi saat dirinya tengah memimpin penyelidikan kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk yang menyebabkan kerusakan lingkungan dari kasus ini diperkirakan mencapai Rp 271 triliun.

Awalnya, peristiwa itu terjadi saat Febrie sedang makan malam di sebuah restoran Perancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Minggu (19/5/2024).

Diberitakan oleh Kompas.id, Jumat (24/5/2024), anggota Densus 88 yang membuntuti Febrie berjumlah dua orang.

Pada saat itu, Febrie dikawal oleh satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer yang ditugaskan untuk mengamankan Jampidsus atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer.

Dua orang yang diduga personel Densus 88 kemudian menyusul Febrie ke restoran Perancis dengan mengenakan pakaian santai dan berjalan kaki.

Saat itu salah satu dari anggota Densus 88 lalu meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok, tetapi ia selalu mengenakan masker.

Anggota tersebut kemudian mengarahkan alat yang diduga perekam ke ruangan Febrie.

Polisi Militer yang mengawal Febrie merasa curiga dengan gelagat anggota Densus 88 yang membawa alat diduga perekam.
Setelah mengamankan anggota Densus 88 itu, Febrie rupanya langsung menghubungi Kabareskrim Polri untuk meminta penjelasan.

Akan tetapi saat itu Komjen Wahyu Widada disebut menjawab tidak tahu ihwal kejadian itu dan meminta anggota Densus 88 dilepaskan.

Tak mendapat respon dari Kabareskrim, Febrie lantas mengadukan hal ini kepada Jaksa Agung.

Saat itu ternyata ST Burhanuddin ikut menghubungi Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk meminta bantuan.

Benar saja, setelah itu anggota Densus 88 yang tertangkap dijemput Paminal.

Namun, sebelum diserahkan seluruh data di ponsel anggota Densus 88 itu telah disedot Jampidsus.

Presiden Jokowi Beraksi

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menanggapi soal kasus pembuntutan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah yang dilakukan anggota Densus 88.

Diketahui Jokowi rupanya telah memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Keduanya diminta untuk meminta penjelasan penyebab pengintaian tersebut terjadi.

Hal itu disampaikan Jokowi kepada wartawan di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Senin (27/5/2024).

"Sudah saya panggil tadi (Kapolri dan Jaksa Agung)," kata Jokowi dilansir dari Tribun Makassar.

Namun Jokowi hanya menjawab dengan senyuman saja dan enggan untuk mengungkapkan arahannya terkait isu tersebut.

Ia hanya meminta agar isu penguntitan Jampidsus oleh Densus 88 ditanya langsung kepada Kapolri.

"Tanyakan langsung ke kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke Kapolri langsung," ujarnya.

Kapolri Turun Tangan

Sedangkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi singkat soal dugaan oknum Densus 88 menguntit Jampidsus.

Listyo mengatakan tak ada masalah antara dirinya dan Jaksa Agung.

"Kan dengan Pak JA (Jaksa Agung) kan sudah sama-sama enggak ada masalah. Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa," jelas Listyo.

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved