Opini

Cantik mana, Fitrianti atau Nandriani ?

Jadi, Cantik yang mana nih, Fitrianti atau Nandriani ? Dua-duanya cantik dengan daya tariknya masing-masing.

Editor: Yandi Triansyah
Kolase SRIPOKU.COM
Fitrianti Agustinda dan Nandriani Oktarina 

Ditulis oleh : Adi Apriliansyah (CEO Piltren Apps)

Adi Apriliansyah (CEO Piltren Apps)
Adi Apriliansyah (CEO Piltren Apps) (handout)


SRIPOKU.COM -  Semakin menarik, lebih semarak, cukup menantang, menjelang Pemilihan calon Walikota Palembang November yang akan datang. Kompetisinya semakin menantang. Cukup menarik.

Sejak era Pilkada langsung, kehadiran calon Kepala Daerah perempuan yang mengikuti kontestasi semakin bertumbuh pesat.

Tidak hanya pada level Kabupaten Kota tapi juga pada tingkat Kepala Daerah Provinsi. Semakin positif. Penerimaan masyarakat pun semakin terbuka, ditengah kultur budaya masyarakat kita yang masih dominan paternalistik.

Dulu calon Kandidat perempuan hanya dianggap pendamping atau pelengkap saja, namun kemudian tidak sedikit yang akhirnya maju sebagai Kontestan Utama.

Malah ada satu pasangan Pilkada di suatu kabupaten, yang kedua kandidatnya adalah perempuan. Dan berhasil menang. Selalu ada kejutan dalam dunia politik.

Dulu kehadiran mereka, diragukan dan dipertanyakan, apa bisa ? Perjalanan waktu berikutnya adalah justru pembuktian, bisa apa ? Dan ternyata banyak.

Palembang belum pernah punya Walikota perempuan. Pernah, hanya wakil. Kontestasi Pemilihan walikota yang sebelumnya pun, belum ada calon perempuan yang langsung sebagai calon walikota. Hanya calon wakil walikota.

Namun semua maklum, ada kesenjangan wewenang yang cukup besar antara Walikota dan Wakil Walikota.

Palembang adalah kota besar. Terbesar ke 2 di pulau Sumatera setelah kota Medan. Sama-sama berpenduduk padat dan heterogen.

Sama-sama belum pernah punya Walikota perempuan. Untuk ibukota Provinsi. Keduluan sama kota Bandar Lampung.

Tapi untuk Pilwako Palembang November yang akan datang ini, beberapa Kandidat Calon Walikota perempuan akan meramaikan Kontestasi. Bukan satu, tapi dua. Mungkin juga berubah lagi. Masih serba mungkin. Masih dinamis.

Apakah Walikota Pria lebih baik dari Walikota perempuan ? Ataukah sebaliknya, Walikota perempuan lebih baik dari Walikota Pria ?

Semuanya mungkin saja. Tidak ada rumus pasti. Politik adalah seni kemungkinan.

POLITICS is the art of the possible. Itu ungkapan Otto von Bismarck. Pemikiran kanselir pertama Kekaisaran Jerman abad ke-19.

Bahwa dalam politik segala rupa bisa terjadi. Hal yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin. Demikian pula sebaliknya.

Maka pertanyaan di atas tentang siapa yang lebih baik, saat ini tidak terlalu relevan untuk dijawab. Kita sebagai masyarakat Palembang justru butuh pembuktian langsung untuk menjawabnya.

Pilkada Walikota Palembang yang akan dilaksanakan November 2024 yang akan datang ini, terasa lebih istimewa dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Selain karena tidak adanya calon petahana, tapi juga diramaikan dengan banyaknya Kandidat bakal calon Walikota yang bermunculan.

Dari yang mulai sangat serius dan ambisius, ada yang untuk Testing the water atau malah ada juga yang mungkin hanya sekedar mejeng. Numpang tenar doang...

Menurut saya itu positif semua. Itu bukti kepedulian. Walaupun saya juga tidak terlalu tahu, apakah itu peduli dengan Kota Palembang beserta warganya, atau hanya peduli dengan jabatan Walikota beserta gengsinya.

Dari kesekian banyaknya bakal calon Walikota tersebut, masih didominasi dari kandidat Pria. Untuk kandidat perempuan, awalnya hanya ada satu.

Kemudian bertambah menjadi dua calon Kandidat. Yakni Fitrianti Agustinda dan Nandriani Oktarina. Setidaknya ada 2 nama ini yang muncul untuk saat ini. Mungkin juga akan bertambah, siapa tahu ...

Fitrianti Agustinda adalah Wakil Walikota Palembang pada periode yang lalu. Menjabat selama hampir 8 tahun. Sebelumnya malah sempat menjadi Anggota DPRD Palembang.

Dari fakta tersebut, terlihat bahwa Fitrianti menang di pengalaman. Sudah lebih dahulu berkecimpung dalam dunia politik.

Di legislatif dan eksekutif. Sudah banyak drama politik yang dijalani. Terakhir malah akhirnya menjadi Ketua Umum Salah satu parpol. Berprestasi. Unggul dan Pemenang kursi Legislatif kota Palembang.

Namun kemunculan Nandriani cukup akrobatik. Unik. Dengan slogan baliho yang impresif dan warna yang kontras, publik Palembang langsung bertanya-tanya, siapakah dia?

Kehadirannya langsung membetot perhatian. Awalnya seperti main-main. Caper. Tapi setelah mengantongi surat tugas dari DPP PKB, wah beneran nih...! Walaupun mencari sisa kursi untuk mencukupkan dukungan juga bukan perkara mudah. Setidaknya ini sudah menunjukkan keseriusan.

Anak muda sekarang pandai dalam mencari perhatian. Mereka hidup dan dibesarkan dalam hal itu. Saat ini, kita semua hidup pada era dimana banyak hal menuntut perhatian.

Semua berlomba untuk dapat menarik perhatian kita. Teknologi Informasi dan sosial media menjadi perantara utamanya. Itulah bisnis yang terus berkembang pesat saat ini ; Industri Perhatian.

Jangan lupa, para Pemilih dominan saat ini adalah para generasi muda itu tadi. Mereka yang sangat erat dan akrab sekali dengan industri Perhatian tersebut. Mereka sangat antusias dengan perubahan dan perhatian. Tapi mereka juga cepat sekali merasa bosan.

Sejauh ini Nandriani menunjukkan keterampilannya untuk meraih perhatian tersebut. Slogannya terasa tidak biasa. Penampilannya pun dikemas dengan istimewa.

Tapi dunia Politik tidak cukup hanya dengan mendapatkan Perhatian. Penting di awal sebagai pendahuluan, selanjutnya kekuatan Jaringanlah yang menentukan.

Tentu semuanya butuh biaya yang tidak sedikit. Tidak ada istilah Efisien dalam politik. Tapi akan jauh lebih mahal kalau manajemennya tidak efektif.

Saat-saat ini, adalah saat krusial bagi para Kandidat Pilwako untuk mendapatkan Suara Resmi Dukungan Partai. Selain Calon Independen, ini adalah syarat mutlak.

Minimal dukungan 10 kursi Legislatif untuk dapat ikut Kontestasi Pilwako Palembang ini.

Perolehan Pemilu Legislatif Februari yang lalu, tidak ada satupun parpol di kota Palembang yang secara tunggal bisa mencalonkan Kandidat nya sendiri tanpa berkoalisi dengan parpol lainnya. Di prediksi hanya akan ada 4 pasangan saja yang dari jalur parpol.

Persaingannya cukup tajam. Kompetitif.

Setelah cukup syarat administratif untuk pendaftaran di KPU, para Calon Walikota akan dihadapkan dengan tikungan dan tantangan berikutnya. Memperoleh simpati dan dukungan dari masyarakat yang berhak memilih.

Pada proses itu, akan lebih banyak lagi menguras tenaga, biaya dan bahkan air mata.

Dalam dunia politik memang banyak kejutan. Tidak cocok bagi yang jantungan. Juga perlu nafas panjang. Hati-hati bagi yang asma kambuhan. Harus kuat menghadapi kenyataan. Lain di perencanaan, beda pula di lapangan.

Pemilihan Eksekutif harus lebih semarak dibanding Pemilihan Legislatif. Harus lebih berkualitas. Mengapa ?
Sebab dalam Pemilihan Eksekutif inilah justru Adu Gagasan dan Program justru lebih realistis jika dibandingkan dengan Pemilihan Legislatif.

Eksekutif yang terpilih, mempunyai jangkauan wewenang dan fungsi yang lebih luas.
Masyarakat Palembang yang peduli, bisa bersama-sama ikut menguji calon Pemimpin mereka, siapa yang memang peduli dengan Kota Palembang beserta warganya, dan bukan hanya peduli dengan jabatan Walikota beserta gengsinya.
.....
Jadi, Cantik yang mana nih, Fitrianti atau Nandriani ?
Dua-duanya cantik dengan daya tariknya masing-masing.
Dan kalau saya harus memilih,
ehm...mohon maaf, saya pilih lebih cantik istri saya dong...!
Kalau Anda, ya terserah ...

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved