Kasus Pembunuhan Taruna STIP
Terungkap Peran 3 Senior Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP : Jangan Malu-maluin Kasih Paham
Terungkap peran tiga senior yang ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya taruna STIP bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).
SRIPOKU.COM - Terungkap peran tiga senior yang ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya taruna STIP bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus penganiayaan itu.
Ketiga tersangka yakni A, W dan K ketiganya merupakan taruna STIP.
Sebelumnya polisi lebih dulu menetapkan tersangka Tegar Rafi Sanjaya.
"Tiga tersangka itu menjadi atau mempunyai peran turut serta, turut melakukan dalam konteks ini orang yang melakukan, atau orang yang turut menyuruh perbuatan itu," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Utara, Kombes (Pol) Gidion Arif Setyawan di Polres Metro Jakarta Utara pada Kamis (8/4/2024).
Peran ketiga tersangka ini terungkap setelah pihak kepolisian melakukan gelar perkara dan pengembangan penyidikan.
• Update Kasus Kematian Taruna STIP, Polisi Sebut Tersangka Masih Mungkin Bertambah
Adapun hasil penyelidikan diketahui pelaku A merupakan orang pertama kali yang memanggil korban Putu.
"Woi tingkat satu yang makai PDO (pakaian dinas olahraga) sini," kata Gidion menirukan omongan A saat itu.
Sehingga korban turun dari lantai tiga ke lantai dua.
Setelah turun, korban Putu bersama teman-temannya digiring ke dalam toilet karena tidak terdapat CCTV.
Selain memanggil korban, ternyata A juga berperan menjadi pengawas ketika kekerasan tersebut terjadi.
Kemudian peran pelaku W saat proses terjadinya kekerasan eksesif sambil mengatakan "jangan malu-maluin, kaish paham.
Sedangkan peran K orang yang menyarankan agar Putu orang pertama kali mendapat pukulan.
"K menujuk pada korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka Tegar dengan mengatakan, 'adikku aja nih mayoret tepercaya'," terang Gidion.
Sehingga Tegar merupakan pelaku utama terdorong untuk melakukan pemukulan terhadap Putu.
Putu pun mendapat pukulan sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya.
Pukulan itu menyebabkan korban Putu lemas dan terkapar.
Tegar pun panik melihat korban lemas sehingga berusaha menolong Putu dengan cara menarik lidahnya.
Namun pertolongan itu justru membawa petaka bagi korban.
Sebab jalur pernapasannya tertutup hingga Putu akhirnya tewas.
Berita Telah Tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.