Hingga Maret Dinas Kesehatan Mencatat Ada 1.945 Kasus DBD di Sumsel 16 Meninggal, Ini Sebarannya

Hingga Maret 2024 ini total sudah ada 1.945 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumsel, dan diantaranya 16 orang meninggal karena DBD.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: adi kurniawan
Hermina Hospital
Hingga Maret 2024 ini total sudah ada 1.945 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumsel, dan diantaranya 16 orang meninggal karena DBD. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) di 2024 ini total sudah ada 1.945 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumsel, dan diantaranya 16 orang meninggal karena DBD.

"Di bulan Januari ada 1.449 kasus DBD, lalu di Februari ada 494 kasus DBD dan diawal Maret ada dua kasus DBD," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Sumsel, Muyono, Senin (4/3/2024).

Muyono mengatakan, total kasus DBD di Sumsel hingga awal Maret 2024 ada 1.945 orang dan yang meninggal ada 16 orang.

Untuk yang meninggal ini tersebar di enam Kabupaten/Kota yaitu di OKU ada empat orang, di Muba dua orang, di Banyuasin satu orang, di OKU Selatan dua orang, di Ogan Ilir dua orang, dan di Palembang lima orang.

Lalu rincian sebaran kasus DBD di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel, tertinggi masih di Palembang sebanyak 219 kasus DBD. Musi Banyuasin ada 193 kasus DBD dan Banyuasin sebanyak 150 kasus DBD.

Kemudian di OKU ada 146 kasus DBD, di OKI sebanyak 119 kasus DBD, Muara Enim sebanyak 43 kasus DBD, Lahat sebanyak 59 kasus DBD , Musi Rawas sebanyak 26 kasus DBD, OKU Selatan sebanyak 43 kasus DBD

Lalu OKU Timur sebanyak 56 kasus DBD, Ogan Ilir sebanyak 139 kasus DBD, Empat Lawang sebanyak 18 kasus DBD, Prabumulih sebanyak 138 kasus DBD.

Pagar Alam sebanyak 11 kasus DBD, Lubuklinggau sebanyak 24 kasus DBD, Pali sebanyak 50 kasus DBD, dan Muratara sebanyak 15 kasus DBD.

Dinkes Sumsel sudah melakukan berbagai upaya untuk  pencegahan DBD seperti telah memberikan bantuan ke seluruh Kabupaten/Kota di Sumsel berupa Zeta Sipermethrin, Temegard  dan Abate, juga RDT DBD Combo.

"Bukan hanya itu saja kita juga sudah memberikan bantuan fogging, namun  sifatnya fogging ini hanya membunuh nyamuk yang besar. Diimbau juga masyarakat memelihara ikan tempalo/cupang yang memakan jentik-jentik nyamuk," katanya. 

Menurut Muyono, Dinkes Sumsel pada Januari sudah memberikan surat edaran sebanyak dua kali ke Kabupaten/Kota dalam mengantisipasi menghadapi peningkatan kasus DBD.

Perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan menjadikan salah satu penyebab DBD, selain itu karena adanya tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

"Untuk pengendalian DBD diimbau kepada masyarakat supaya melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras bak mandi, penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air juga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk," ungkapnya.

Menurutnya, kuncinya agar masyarakat terus melaksanakan gerakan PSN. Maka sebaiknya satu rumah ada satu juru pemantau jentik (jumantik), tugasnya untuk membersihkan jentik di rumahnya sendiri.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved