Profil Herman Deru Ketua Nasdem Sumsel Tak Hadiri Kampanye Anies di Palembang, 'Bupati 2-5'

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Profil Herman Deru, Ketua DPW Nasdem Sumsel yang tak menghadiri kampanye capres Anies Baswedan di BKB Palembang, Kamis (25/1/2024).

Herman Deru tidak menghadiri acara kampanye yang dilakukan oleh Anies Baswedan.

Padahal Nasdem merupakan partai pengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Sedangkan pimpinan partai pengusungnya lainnya terlihat hadir membersamai Anies Baswedan.

• Herman Deru tak Hadiri Kampanye Anies Baswedan, Pengamat Sindir Eks Gubernur Sumsel Tidak Loyal

Tidak hanya Herman Deru, anak dan menantunya yang juga maju di Pileg 2024 dari Nasdem juga tak terlihat hadir.

Sehingga ketidakhadiran menjadi tanya besar publik.

Bahkan pengamat menyebut ketidakhadiran Herman Der u tidak loyal terhadap partai dan calon presiden yang diusung.

Selain itu, ketidakhadiran Herman Deru juga disentil karena takut tampil.

• Anies Baswedan Kampanye di BKB Palembang Herman Deru Tak Hadir, Petinggi Parpol: Takut Untuk Tampil

Lantas siapa Herman Deru ? berikut profil singkat kami rangkum pada Jumat (26/1/2024).

Herman Deru merupakan mantan Gubernur Sumsel periode 2018-2023.

Herman Deru juga tercatat pernah menjabat sebagai Bupati OKU Timur selama dua periode sejak 2005 hingga 2015.

Saat ini Herman Deru merupakan Ketua DPW Nasdem Sumsel, partai pengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

Herman Deru lahir pada 17 November 1967 di Belitang, Sumsel.

Ia merupakan anak ke-6 dari 14 saudara.

Pendidikan SD dan SMP ia habiskan di Belitang.

Kemudian jenjang SMA ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Palembang.

Herman Deru meraih gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Syakyakirti Palembang pada 1995.

Kemudian ia juga meraih gelar Magister Manajemen dari STIE Trisna Negara pada 2008.

Saat menjabat Bupati OKU Timur Herman Deru sempat mendapat julukan "bupati 2-5".

Julukan tersebut terkait dengan kebiasaan yang sering dilakukan Herman Deru saat menjabat.

Di mana saat ia menjadi bupati, Herman Deru hanya dua hari ngantor.

Sedangkan lima hari ia gunakan untuk ke lapangan dari desa ke desa untuk berdialog dengan warga.

Selain itu, Herman Deru lebih suka tinggal di rumah orangtuanya di Belitang dari pada tinggal di rumah dinasnnya di Martapura.

Alasannya karena warga tak sungkan datang dan pergi menyampaikan persoalan dibandingkan jika ke rumah dinas.