Banjir di Sumsel

Arus Lalu Lintas Muba dan Mura Lumpuh, Pelaku Usaha Travel Lubuklinggau Naikkan Ongkos Rp 20 Ribu

Penutupan akses jalur lintas Kabupaten Muba dengan Musi Rawas ini membuat para pelaku usaha travel di Kota Lubuklinggau harus putar otak.

|
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Ahmad Sadam Husen
Arus Lalu Lintas Muba dan Mura Lumpuh, Pelaku Usaha Travel  Lubuklinggau Naikkan Ongkos Rp 20 Ribu - banji-sanga-desa-muba.jpg
Sripoku.com/Fajeri Ramadhoni
Sejulah warga di Kecamatan Sanga Desa, Muba memagari rumahnya menggunakan kantong pasir untuk mencegah air masuk ke dalam rumah, Kamis (18/1/2024)
Arus Lalu Lintas Muba dan Mura Lumpuh, Pelaku Usaha Travel  Lubuklinggau Naikkan Ongkos Rp 20 Ribu - rekening-dana-kemanusiaan-bantuan-banjir-di-sumsel.jpg
Sriwijaya Post
Tribunners, Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel membuka rekening dana kemanusiaan untuk membantu saudara kita yang sedang tertimpa bencana banjir di Sumatera Selatan. Silahkan salurkan bantuan Anda ke rekening di atas.

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Luapan Sungai Musi akibat banjir menutup badan jalan di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Kemang, Kecamatan Sanga Desa, Musi Banyuasin (Muba) sejak Kamis (18/1/2024) kemarin.

Kedalaman banjir di desa itu mencapai kedalaman 1 meter lebih.

Akibatnya untuk mengantisipasi kendaraan mogok, arus lalu lintas pun dilakukan pengalihan.

Ruas jalan dari Kecamatan Babat Toman, Muba menuju ke Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas atau sebaliknya, terpaksa ditutup sementara.

Penutupan akses jalur lintas Kabupaten Muba dengan Musi Rawas ini membuat para pelaku usaha travel di Kota Lubuklinggau harus putar otak.

Pasalnya, kendaraan travel dari Kota Lubuklinggau menuju Kota Palembang dan sebaliknya terpaksa dialihkan melalui jalur lintas tengah lewat Kabupaten Lahat.

Atau melewati jalur lintas Kabupaten Mura menuju Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir atau PALI.

Iyan, salah satu sopir travel Lubuklinggau-Palembang menyampaikan, pengalihan arus lalu lintas membuat jarak tempuh lebih jauh.

"Yang jelas kami rugi waktu, jarak tempuh sekarang lebih jauh karena harus lewat PALI atau Lahat," ungkap Iyan, Jumat (19/1/2024).

Ditambahkannya, para sopir travel sekarang mengaku merugi, di mana dengan jarak waktu lebih lama otomatis mereka rugi BBM, karena dengan jarak lebih jauh otomatis konsumsi BBM lebih banyak.

"Otomatis BBM juga lebih banyak, belum lagi capeknya biasanya 7 jam paling lama ke Palembang."

"Sekarang 8-9 jam," ujar Iyan.

Namun dengan pengalihan arus lalu lintas ini, mereka terpaksa menaikan ongkos, di mana biasanya Palembang-Lubuklinggau Rp. 180 ribu, karena suasana banjir ongkos dinaikkan menjadi Rp. 200 ribu.

"Naik Rp. 20 ribu karena untuk nutupi BBM, tapi kita tidak naikkan sepihak karena kita jelaskan dengan penumpang."

"Alhamdulillah, sejauh ini mereka mengerti," ungkapnya.

Jalinteng Sekayu-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Kemang terendam banjir akibat luapan Sungai Musi.
Jalinteng Sekayu-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Kemang terendam banjir akibat luapan Sungai Musi. (Sripoku.com/Fajeri Ramadhoni)
Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved