Pilpres 2024

Viral Pernyataan Zulhas Soal Tahiyat 2 Jari, Pemuda Muhammadiyah Klaim Ketum PAN Hanya Berkelakar

apa yang disampaikan oleh Zulkifli Hasan pada kesempatan tersebut sepenuhnya menceritakan pengalaman yang dijumpainya dalam masyarakat.

Editor: Odi Aria
Handout
Fajar Febriansyah, Ketua Bidang Ekonomi PP Pemuda Muhammadiyah. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai bahwa yang disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Kota Semarang, Jawa Tengah adalah Kelakar.

Itu adalah sebuah proses pendewasaan beragama dan politik.


"Kami memilih diksi diskursus bukan konflik karena sejatinya perlu dilihat dengan sudut pandangan yang beragam sekaligus sebagai proses pendewasaan beragama dan berpolitik," kata Fajar Febriansyah Ketua Bidang Ekonomi PP Pemuda Muhammadiyah, Kamis (21/12/ 2023).


Dilanjutkan Fajar Febriansyah, diskursus ini dapat dipahami dengan merujuk beberapa pandangan di bawah ini. 


Yang pertama perlu kiranya kita melihat diskursus ini dari bebagai perspektif, jangan hanya dari satu sisi lalu disimpulkan menurut pandangan masing-masing.

Tidak bisa langsung dikaitkan dengan agenda politik karena ini disampaikan pada  APPSI di Kota Semarang.


Yang kedua bahwa apa yang disampaikan oleh Zulkifli Hasan pada kesempatan tersebut sepenuhnya menceritakan pengalaman yang dijumpainya dalam masyarakat lalu diungkapkan dalam sambutannya. 


Ketiga Dalam hal menyampaikan apa yang didengarnya di lapangan tidak bisa serta merta itu dianggap pendapat atau pandangannya pribadi apa lagi dikaitkan dengan diksi delik penistaan agama.


Keempat, untuk dapat dikatakan memenuhi delik penistaan agama terlebih dahulu harus mengkaji dan merujuk pada ketentuan dan pengaturannya yang terdapat dalam Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan di KUHP lainnya. 


Terakhir Berdasarkan seperangkat aturan apa yang disampaikan oleh Zulhas sebagai kelakar tersebut tidak lah dapat dikatagorikan sebagai upaya penistaan agama karena sama sekali tidak ada motif mempengaruhi, menggerakkan masyarakat, menghasut/mengadu domba dengan tujuan menimbulkan kebencian, dan/atau permusuhan atas dasar SARA. 


"Pemuda Muhammadiyah menghimbau segenap anak bangsa untuk tidak menjadikan ini sebagai polemik yang dapat berujung pada kegaduhan dan mengusik rasa persaudaraan, terlebih jika diskursus ini ditarik keranah politik dan Pilpres.

Kita tentu sebagai bangsa yang memilki nilai keluhuran yang tinggi dan keadaban maka mari kita maknai ini sebagai proses pendewasaan kita dalam beragama dan berpolitik yang rahmatan lil’alamin," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved