Advertorial
Enak dan Uniknya Kue Batang Buruk, Wajib Dicoba saat Berwisata ke Kepulauan Riau
Bagi masyarakat setempat, kue batang buruk dipercaya muncul sejak ratusan tahun lalu saat Baginda Raja Tua memerintah di Kerajaan Bintan.
SRIPOKU.COM, KEPRI -- Jika berkesempatan berwisata ke Kepulauan Riau, ada salah satu kuliner lokal yang wajib Anda coba.
Kuliner yang cukup populer di daerah Bintan dan Tanjungpinang ini bernama Kue Batang Buruk.
Kue batang buruk memiliki ukuran kecil, hanya sekitar 3-4 cm.
Kuliner ini merupakan salah satu jenis kue tradisional yang sering disajikan pada acara-acara tertentu, salah satunya saat momen Hari Raya Idul Fitri.
Kontras dengan nama yang disandangnya, Kue Batang Buruk justru memiliki rasa yang akan membuat siapaun yang memakannya merasa ketagihan.
Memang, tidak sedikit yang keheranan mengapa ada kata "Buruk" di nama kue ini.
Usut punya usut, kue ini rupanya memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan pesan yang dsarikan dari legenda setempat.
Legenda tersebut adalah Kisah Cinta Wan Sendari.
===
Kue Batang Buruk dan Kisah Cinta Wan Sendari
Bagi masyarakat setempat, kue batang buruk dipercaya muncul sejak ratusan tahun lalu saat Baginda Raja Tua memerintah di Kerajaan Bintan.
Sekitar 450 tahun silam, terjadilah sebuah kisah cinta dari Wan Sendari yang merupakan putri sulung Baginda Raja Tua.
Wan Sendari yang beranjak dewasa ternyata tengah memendam cinta kepada Raja Andak bergelar Panglima Muda Bintan yang pemuda tampan dan pemberani.
Sayangnya, cinta Wan Sendari bertepuk sebelah tangan karena Raja Andak yang diidamkan lebih memilih Wan Inta, adik kandung Wan Sendari.
Wan Sendari kemudian menghabiskan waktu di dapur istana dengan para dayang-dayang untuk menghibur hatinya.
