Kehadiran Rumah Magot dan Cacing Sutra Atasi Masalah Sampah di OKU Selatan Sumsel

Estimasi kebutuhan sampah organik untuk bahan baku rumah produksi magot adalah sekitar 5000 kg (5 ton) per bulan.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Ahmad Sadam Husen
Sripoku.com/Leni Juwita
Kelompok Karya Mandiri Jaya, Desa Marta Jaya membangun rumah produksi maggot dan cacing sutra untuk pakan ikan, Senin (27/11/2023). 

SRIPOKU.COM, BATURAJA -- Kehadiran rumah produksi maggot dan cacing sutra dipastikan mampu mengatasi masalah sampah pasar dan sampah rumah tangga di kawasan Batumarta, Kecamatan Lubukraja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel).

Ketua Kelompok Karya Mandiri Jaya Desa Marta Jaya Agus Sutikno kepada Sripoku.com, Senin (27/11/2023) menjelaskan, untuk bahan baku magot dan cacing sutra memanfaatkan limba sampah pasar, di mana saat ini masih menyerap sampah dari pasar Gotong Royong Batumarta Kecamatan Lubukraja.

Selain itu dibutuhkan pula sampah organik dari sayur dan buah-buahan BS (barang sortiran) di Pasar Gtorng Rotong Lubukraja.

Menurut Agus, estimasi kebutuhan sampah organik untuk bahan baku rumah produksi magot adalah sekitar 5000 kg (5 ton) per bulan.

Pengangkutan sampah juga masih menggunakan keruntung yang diangkut dengan sepeda motor, dengan pengolahan sampah organik masih dilakukan secara menual dengan cara dipotong menggunakan golok.

Menurut Agus, kelompoknya sangat membutuhkan mesin cacah dan mesin press untuk menunjang rumah produksi magot dan ulat sutra ini.

Kalau ada mesin cacah dan dan mesin press pekerjaan bisa lebih cepat untuk memproduksi magot dan cacing sutra,” kata Agus.

Dikesempatan itu Agus mengatakan, saat ini limbah pasar baik yang di Pasar Batumarta maupun di Kota Baturaja belum terkelola dengan baik.

Kelompok Karya Mandiri Jaya, Desa Marta Jaya membangun rumah produksi maggot dan cacing sutra untuk pakan ikan, Senin (27/11/2023).
Kelompok Karya Mandiri Jaya, Desa Marta Jaya membangun rumah produksi maggot dan cacing sutra untuk pakan ikan, Senin (27/11/2023). (Sripoku.com/Leni Juwita)

Pihaknya berharap jika rumah produksi magot dan cacing sutra ini sudah berjalan dengan baik, maka dapat menyerap limbah pasar dengan maksimal sehingga dapat menekan angka produksi sampah organik di Kabupaten OKU.

Lebih jauh iamenjelaskan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan rumah produksi magot 1 unit ukuran 10 x15 M masa dengan estimasi 1 ton bulan masa produksi 25 hari bisa dipanen.

Untuk rumah produksi cacing sutra ukuran 10x 9 M, di mana untuk cacing sutra ini pertumbuhan lambat 3-4 bulan baru bisa dipanen dengan harga per cup Rp 12.000, sedangkan harga magot Rp 6000 per kilogram.

Keunggulan pakan ikan denganmagot, di antaranya maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan, pembuatan yang mudah dilakukan oleh siapa saja dengan biaya produksi yang murah dan terjangkau karena media utamanya adalah sampah organik

Manfaat lain dari magot adalah pengolahan sampah organik yang biasanya banyak diproduksi oleh rumah tangga.

Dengan diolah menjadi maggot, sampah akan menghilang dan di saat yang sama akan menjadi makanan untuk ikan.

Kelompok Karya Mandiri Jaya, Desa Marta Jaya membangun rumah produksi maggot dan cacing sutra untuk pakan ikan, Senin (27/11/2023).
Kelompok Karya Mandiri Jaya, Desa Marta Jaya membangun rumah produksi maggot dan cacing sutra untuk pakan ikan, Senin (27/11/2023). (Sripoku.com/Leni Juwita)

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved