Berita Musi Rawas
Warga Musi Rawas Sumsel Diimbau Waspadai Penularan DBD di Musim Hujan, Khususnya Wilayah Ini
Dapat dicegahnya kasus DBD saat ini karena pihaknya lebih dulu telah melakukan kegiatan pencegahan berupa fogging din beberapa wilayah di Musi Rawas.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumatera Selatan (Sumsel) menghimbau masyarakat agar mewaspadai penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Himbauan tersebut disampaikan mengingat kondisi cuaca di Musi Rawas sejak beberapa pekan terakhir diguyur hujan.
Di musim tersebut, potensi penyebaran kasus DBD cukup tinggi.
"Di musim seperti ini, potensi penyebaran kasus DBD sangat tinggi."
"Kami himbau kepada masyarakat untuk waspada," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Mura, Renaldi kepada Sripoku.com, Rabu (22/11/2023).
Meskipun, lanjut Renaldi, di November 2023 ini kasus DBD masih sangat rendah.
Bahkan, dari laporan baru ada dua kasus baru yang ditemukan.
"Tapi berdasarkan pengalaman, di musim peralihan ini sangat rawan terjadi kasus DBD."
"Apalagi di daerah-daerah yang endemis," ucapnya.
Dikatakan Renaldi, musim hujan seperti saat ini adalah waktu yang tepat untuk nyamuk DBD berkembang biak.
Karena, banyak benda yang bisa menampung air dan kemudian menjadi sarang nyamuk.
"Namun selama ini, belum ada kejadian luar biasa (KLB) atau kasus meninggal karena DBD," jelasnya.
Menurutnya, dapat dicegahnya kasus DBD saat ini karena pihaknya lebih dulu telah melakukan kegiatan pencegahan berupa fogging di beberapa wilayah di Musi Rawas.
"Kami sudah mendahului dengan melakukan fogging, pas waktu hujan turun setelah musim kemarau panjang kemarin," ungkapnya.

Kendati demikian, masih kata Renaldi, masyarakat tetap saja dihimbau agar tetap waspada, dengan berperan aktif memantau lingkungan masing-masing agar tidak menjadi sarang nyamuk.
"Masyarakat harus berperan aktif, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya."
"Pastikan tidak ada tempat yang bisa menampung air hujan, karena itu akan menjadi sarang nyamuk DBD," imbuhnya.
Kemudian disinggung mengenai daerah endemi, Renaldi mengaku sebenarnya semua wilayah di Kabupaten Musi Rawas termasuk dalam daerah endemi.
Hanya saja, kembali ke masyarakat masing-masing untuk menjaga kebersihannya.
Masih kata Renaldi, dari kesemua wilayah tersebut, ada beberapa kriteria wilayah yang perlu dan sangat diwaspadai, yakni di wilayah yang padat penduduknya.
Sebab di wilayah tersebut, biasanya akan banyak terdapat tempat-tempat yang bisa menampung air hujan, hingga menjadi sarang nyamuk.
"Wilayah yang padat penduduk seperti wilayah Tugumulya, Megang Sakti, Muara Lakitan dan lain sebagainya."
"Itu yang perlu diwaspadai," imbuhnya.
Khususnya untuk masyarakat di daerah endemis yang pernah ada kasus DBD, agar masyarakat giat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan mengaktifkan kader 1 rumah 1 Jumantik atau pemantau jentik.
Sebab jika itu berjalan, bisa menekan kasus DBD.
Sedangkan untuk kegiatan fogging, menurutunya hanya dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi virus dengue.
"Tapi dengan menjaga kebersihan lingkungan terutama tempat yang bisa menampung air, dibersihkan, maka kasus DBD bisa ditekan," tutupnya.
===
Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News
PENAMPAKAN 2 Ekor Ular Sanca Ukuran Jumbo di Musi Rawas, Meliuk-liuk di Atap Rumah Warga |
![]() |
---|
Bupati Musi Rawas Raih Juara Satu Paritrana Award 2024, Berikan Perlindungan Sosial Bagi Naker |
![]() |
---|
Ketua DPRD Musi Rawas Bakal Ajak Honorer yang Tak Bisa Diangkat PPPK Temui KemenPAN-RB |
![]() |
---|
JERITAN Puluhan Honorer di Musi Rawas Terancam Dirumahkan karena Tak Masuk Usulan P3K Paruh Waktu |
![]() |
---|
Harga Cabai Merah Kriting Tingkat Petani di Musi Rawas Capai Rp 40.000 Per Kilogram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.