Berita OKU Timur

POC Bioenos, Produk Inovasi dari Limbah Sampah Berbahan Baku Sampah Organik

Bahan baku POC BIOENOS berasal dari limbah cair dari sampah (Lindi) dan ekstrak limbah buah.

|
Tibun Sumsel/Choirul
Tumpukan sampah di TPA Martapura menghasilkan limbah cair yang dimanfaatkan menjadi POC Bioenos. 

SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Pupuk Organik Cair (POC) Biang Organik Energi Nitrobakteri Oksidasi Safety (Bioenos) merupakan salah satu produk inovasi yang menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan pupuk yang dialami oleh petani.

Menurut,pembina Stiper Belitang, Sugeng Supriyanto, SP., MM. pupuk organik Bioenos merupakan pupuk yang diproduksi secara alami.

Dimana, produk Bioenos ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia tambahan yang bisa berbahaya bagi lingkungan dan dikonsumsi.

"Kandungan dari pupuk organik cair Bioenos ini memiliki kandungan karbon."

"Pupuk organik cair Bioenos berasal dari bermacam-macam sisa tumbuhan baik segar maupun yang telah dikeringkan," katanya saat dibincangi Rabu (01/11/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahan baku POC BIOENOS berasal dari limbah cair dari sampah (Lindi) dan ekstrak limbah buah.

"Selain itu terdapat juga ekstrak limbah sayur, ekstrak bawang merah, molase atau tetes tebu, mikro organisme lokal (Mol)," bebernya.

Sugeng menambahkan, pilihan bahan untuk cara membuat pupuk organik cair sangat beragam dan dapat dipilih sesuai kebutuhan tanaman.

Tumpukan sampah di TPA Martapura menghasilkan limbah cair yang dimanfaatkan menjadi POC Bioenos.
Tumpukan sampah di TPA Martapura menghasilkan limbah cair yang dimanfaatkan menjadi POC Bioenos. (Tribu Sumsel/Choirul)

Misalnya kotoran ayam dan sisa ikan yang mengandung nitrogen yang tinggi sangat baik untuk pohon pohon buah-buahan.

"Sedangkan pupuk organik dari kulit telur tinggi fosfor dan kalsium."

"Cocok untuk tanaman bunga atau umbi-umbian yang sudah memasuki masa berbunga," lanjutnya.

Ia juga menjelaskan, untuk pupuk kompos dihasilkan dari sampah organik maupun dari kotoran hewan yang sudah terurai merupakan pupuk organik padat.

"Sedangkan pupuk organik cair bisa dihasilkan dari urine hewan, air lindi hasil pembusukan sampah organik serta cairan hasil fermentasi dari bahan organik yang memiliki kandungan bakteri baik," jelasnya.

Lanjut Sugeng, alat komposter ini bekerja dengan cara merubah sampah organik tersebut menjadi pupuk kompos dengan bantuan bakteri pengurai.

Alat komposter menerapkan teknik pengomposan aerobik dan dapat menghasilkan 2 jenis pupuk yaitu pupuk cair dan pupuk kompos dalam waktu 3-4 minggu.

"Sedangka, untuk biopori sendiri bermanfaat sebagai resapan air yang bisa meningkatkan kuantitas air dalam tanah,” pungkasnya. (Choirul)

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved