Berita Sriwijaya FC
Pelatih Sriwjaya FC Sakit Hati Disanksi Pengurangan 3 Poin, Coach Yoyo Ungkap Kronologis
Pelatih Sriwjaya FC Muhammad Yusup Prasetyo mengaku sakit hati ketika mendengar Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi pengurangan 3 poin
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pelatih Sriwjaya FC Muhammad Yusup Prasetyo mengaku sakit hati ketika mendengar Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi pengurangan 3 poin dan denda sebesar Rp. 45.000.000 karena tidak menyertakan pemain U21 dalam starting XI pada laga Sriwijaya FC melawan Semen Padang FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (1/10/2023) lalu.
"Banyak teman-teman yang support saya mengatakan gak ada pengurangan poin. Sekarang di kompetisi pendek seperti ini 12 game dikurangi poin seperti itu, sakit hati. Astagfirullah begitu susahnya cari poin, Ya Ampun tega sekali dengan mudahnya mengurangi poin," ungkap Muhammad Yusup Prasetyo kepada Sripoku.com, Kamis (26/10/2023).
Pelatih yang akrab disapa Coach Yoyo ini mengatakan pengurangan poin itu murni bukan kemauan tim sama sekali dan dirinya yakin itu tidak ada sanksi tertulis sama sekali di regulasi Liga 2 yang menyatakan jika U21 tidak dimainkan di babak pertama atau di pertandingan itu.
Baca juga: Pelatih Sriwjaya FC Dibully Soal Sanksi PSSI Pengurangan 3 Poin, Singa Mania Minta Tanggungjawab
"Tidak ada yang menyatakan bahwa sanksi tim itu akan dinyatakan kalah dan dikurangi 3 poin. Tidak semudah itu mengurangi poin dan tidak ada sanksi tertulis sama sekali di regulasi itu. Tidak sebodoh itu kita. Ini tidak ada di regulasi yang menerangkan bahwa dikurangi poin dan dinyatakan kalah 0-3. Lalu Semen Padang FC berkutat dengan protes Sriwijaya FC dikatakan menurunkan pemain yang tidak sah. Siapa pemain yang gak sah di Sriwijaya FC?," kata mantan pelatih klub Malaysia Kelantan FA.

Ia memastikan semua punggawa Laskar Wong Kito sudah disahkan. Menurutntnya pemahaman pemain yang tidak sah itu adalah yang kena hukuman Komdis, yang kena larangan bermain tetapi tetap dimainkan, yang kena akumulasi kartu kuning tetap dimainkan, yang kena akumulasi kartu merah tetap dimainkan. Itu baru pemain yang tidak sah.
"Dari mana sanksi itu berlaku, sama sekali tidak ada. Logikanya mana mungkin semudahnya kita melanggar regulasi itu kalau kita tahu. Iya kita serahkan kepada manajemen untuk melakukan banding," ujarnya.
Menanggapi kritikan suporter dan celetukan minor dari netizen yang menyalahkan sang juru taktik terkesan dinilai lalai tidak mentaati regulasi dalam aturan menurunkan pemain U21, pelatih kepala Sriwijaya FC Muhammad Yusup Prasetyo memaparkan kronologisnya.
Dalam pertandingan pertama dan ketiga, kata Yoyo bukan dirinya tidak tahu mengenai peraturan ini. Dan juga bukannya tim tidak tahu, semua tahu. Pertandingan pertama sampai ke tiga Elang Andalas memainkan Dia Syayid Alhawari 90 menit. Malah berdua dengan Resa Aditya Nugraha dimainkan," katanya.
Pelatih kelahiranTangerang Selatan Banten, 21 April 1990 ini mengaku yang dipahami tim Sriwijaya FC sanksinya adalah akumulasi menit bermain. Tidak ada sanksi yang menyatakan bahwa kalau tidak memainkan U21 akan dikurangi poin 3.
"Bisa dibayangkan saya berjuang setiap hari dengan pemain. Gara-gara U21 kita mengurangi poin, gila sekali. Di kompetisi yang pendek seperti ini gak mungkin," ucapnya.
Diakuinya memang memainkan Resa salah satu pemain U21di babak ke dua pada pertandingan itu. Di situ menerangkan bahwa minimal 45 menit. Babak ke dua kita mainkan 45 menit. Dan ia menyebut betul-betul semuanya rancu, tidak ada sanksi tertulis yang menerangkan bahwa akan kalah kalau tidak memainkan U21 dan dikurangi poin.
"Gak ada regulasinya. Itu fans semuanya mesti tahu, semua menyalahkan Yoyo, Yoyo, Yoyo bodoh banget. Jam sembilan pagi saya sudah kasih starting eleven. Staf Pelatih semua melihat, Manajer, semua melihat, Sekretaris Tim, semua di tim melihat. Match Com melihat dan tidak menerangkan apapun," beber Yoyo.
Direktur Teknik Sriwijaya FC, Indrayadi SE juga menyatakan pihaknya melayangkan banding atas keputusan Komite Disiplin PSSI yang menjatuhkan sanksi pengurangan 3 poin dan denda sebesar Rp. 45.000.000 karena tidak menyertakan pemain U21 dalam starting XI pada laga Sriwijaya FC melawan Semen Padang FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (1/10/2023) lalu.
"Ya kita masih akan banding. Sriwijaya FC memprotes keras atas keputusan Komite Disiplin PSSI yang tidak fair ini. Sanksinya tidak masuk akal mengurangi tiga poin itu apa maksudnya? Kenapa gak sekalian pengurangan 10 poin," ungkap Direktur Teknik Sriwijaya FC, Indrayadi SE.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua Komite Disiplin PSSI, Eko Hendro Prasetyo SH MH tertanggal 24 Oktober 2023 menyatakan jika Laskar Wong Kito ini pada tanggal 1 Oktober 2023 bertempat di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang telah berlangsung pertandingan Pegadaian Liga 2 2023-2024 antara Sriwijaya FC melawan Semen Padang, dimana Tim Sriwijaya FC melanggar Regulasi Pegadaian Liga 2 Tahun 2023-2024 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena tidak menyertakan pemain U21 dalam starting XI dan diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran regulasi dan disiplin.
Adapun keputusannya adalah 1. Merujuk kepada Pasal 23 Ayat 3 dan Ayat 10 Regulasi Pegadaian Liga 2 Tahun 2023-2024 jo Pasal 56 Ayat 1 poin (i) dan Ayat 2 jo Pasal 141 jo Pasal 13 Ayat 2 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, Tim Sriwijaya FC diberikan hukuman kalah 0-3 dari Semen Padang.
2. Pengurangan 3 (tiga) poin (forfeit).
3. Denda sebesar Rp. 45.000.000,(empat puluh lima juta rupiah).
4. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat.
Mantan pelatih kiper Sriwijaya FC ini menuturkan kronologis kejadian. Menurutnya di dalam Manager Meeting, Wakil Ketua Komite Disiplin PSSI, Asep Edwin Firdaus SH LLM pernah menjawab pertanyaan yang intinya tidak ada sanksi kalau klub tidak memainkan pemain U21.
"Sriwijaya FC menerima regulasi yang belum ditandatangani Ketum PSSI. Match 1, 2,dan 3 kita sebetulnya full memainkan pemain U21 selama 90 menit. Artinya kita taat regulasi walaupun belum ditandatangani Ketum PSSI. Nah di match 4 saat menjamu Semen Padang FC kewajiban memainkan pemain U21 itu kita jalankan di babak ke dua," kata Indrayadi.
Indrayadi yang juga anggota Exco Asprov PSSI Sumsel mengatakan, regulasi itu Sriwjaya FC terima yang sudah diteken Ketum PSSI pada 6 Oktober 2023. Sedangkan laga yang dipermasalahkan itu dimainkan lawan Semen Padang FC pada 1 Oktober 2023.
"Keabsahan regulasi dipertanyakan. Kita klub berjuang berdarah-darah dengan mudahnya Komdis menjatuhkan saksi pengurangan 3 poin. Kalau sanksi administrasi masih masuk akal. Kita akan banding dulu," pungkasnya.
Dua hal yang menjadi pertanyaan Sriwijaya FC saat ini regulasi terkait kewajiban memainkan pemain U21 itu masih berupa draft. Anehnya setelah hal ini dipermasalahkan pengaduan dari Penasihat Tim Semen Padang Andre Rosiade yang juga Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra DPR RI, barulah regulasi tersebut diteken.
Semen Padang FC melaporkan Sriwijaya FC diadukan dugaan penggunaan pemain tidak sah, melanggar regulasi kompetisi pegadaian Liga 2 Pasal 23 terkait kewajiban klub memainkan minimal 1 orang pemain U21 penggunaan pemain tidak sah. Sriwjaya FC diadukan melanggar kode disiplin PSSI 2023 Pasal 56 tentang pemain tidak sah. (Abdul Hafiz)
Prediksi Starting Line Up Sriwijaya FC vs Persikad Depok, Rencanakan Kebangkitan Untuk Meraih Poin |
![]() |
---|
Pelatih Sriwijaya FC Waspadai Pemain Asing Persikad Depok Jelang Laga ke Dua Liga Championship |
![]() |
---|
Kuasa Hukum SFC Peringatkan Abanda Rahman, Diduga Ingin Merusak Citra Klub di Medsos |
![]() |
---|
Sriwijaya FC Tumbang Atas Garudayaksa, Coach Azul Minta Maaf Tidak Bisa Persembahkan Kemenangan |
![]() |
---|
Fanatisme Fans Sriwijaya FC Penuhi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.