Perang Israel vs Palestina

Masih Tak Bisa Masuk ke Jalur Gaza, Pemerintah Kairo Sebut Israel Bersalah Tak Izinkan Bantuan Masuk

Petugas tanggap darurat mengungkapkan, operasi penyelamatan hampir mustahil dilakukan dan kamar mayat sudah kehabisan ruang.

AFP/MAHMUD HAMS
Warga Palestina membawa barang-barang mereka mengungsi ke daerah yang lebih aman di Kota Gaza setelah serangan udara Israel, pada 13 Oktober 2023. 

“Mesir tidak akan mengalihkan tanggung jawab Israel."

"Ini tanggung jawab Israel sebagai yang menduduki."

"Mereka harus menjamin keselamatan warga sipil,” ujar Shoukry, dikutip dari kantor berita AFP.

Pemuda Palestina membakar ban selama protes di dekat perbatasan Israel-Gaza di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia, pada 23 Februari 2023.
Pemuda Palestina membakar ban selama protes di dekat perbatasan Israel-Gaza di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia, pada 23 Februari 2023. (AFP/MAHMUD HAMS)

===

PBB serukan gencatan senjata

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (18/10/2023) menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Hamas-Israel di Gaza.

Dia mengulangi apa yang disebutnya sebagai "dua seruan kemanusiaan yang mendesak".

Guterres meminta Hamas untuk melakukan pembebasan sandera dengan segera dan tanpa syarat.

Ini mengacu pada setidaknya 199 orang yang diculik oleh kelompok Hamas selama serangan mereka ke Israel.

Guterres juga menyerukan kepada Israel untuk segera mengizinkan akses bantuan kemanusiaan yang tidak terbatas untuk menanggapi kebutuhan paling mendasar dari masyarakat Gaza dengan mayoritas perempuan dan anak-anak."

"Saya menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk memberikan waktu dan ruang yang cukup guna membantu mewujudkan dua seruan saya."

"Serta untuk meringankan penderitaan manusia yang luar biasa yang sedang kita saksikan," kata Guterres dalam sebuah forum ekonomi di China, dikutip dari Kompas.com.

"Terlalu banyak nyawa dan nasib seluruh wilayah berada dalam bahaya," tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Guterres mengatakan bahwa ia sepenuhnya memahami keluhan mendalam rakyat Palestina setelah 56 tahun pendudukan.

"Namun seserius apa pun keluhan-keluhan ini, mereka tidak dapat membenarkan tindakan teror yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober," katanya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved