Berita Viral

Anak Oknum Polisi & DPRD Bully Teman Sekelas Bahkan Dilecehkan, Pelaku Bantah Tuduhan: Candaan Saja!

Tak hanya itu, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salah satu terduga pelaku bullying berinisial BNQ.

Editor: Fadhila Rahma
IST
Siswi SMA Negeri 1 Stabat dibully teman sekelas, pelaku ternyata anak oknum polisi 

SRIPOKU.COM - Kasus bullying di lingkungan sekolah kembali terjadi.

Kali ini, salah seorang siswi di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang jadi korbannya.

Dia dibully hingga dilecehkan oleh teman sekelas.

Dimana diketahui, pelaku ternyata anak oknum polisi dan keponakan anggota DPRD Langkat.

Bagaimana reaks i sekolah melihat kejadian ini?

Ilustrasi kasus bullying di sekolah (Affinity Magazine)
Ilustrasi kasus bullying di sekolah (Affinity Magazine) ()

Untuk yang kesekian kalinya, aksi bully kembali terjadi di lingkungan sekolah.

Kali ini peristiwa tersebut dialami satu siswi di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Aksi bully tersebut pun viral di media sosial.

Amatan wartawan, siswi atau korban yang diketahui berinisial A, diduga dilakukan oleh teman satu kelasnya.

Korban diganggu atau dibully dengan cara mengolok-oloknya.

Tak hanya itu, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salah satu terduga pelaku bullying berinisial BNQ.

Ironisnya, BNQ diduga sudah sering membully korban.

Baca juga: Penampakan Pohon Durian Kakek 70 Tahun yang Ditebang, Saat Minta Ganti Rugi Rp 100 Juta Diamuk Warga

Baca juga: Pesanan Tengah Malam, Pelanggan Wanita Nekat Ajak Kurir Masuk Rumah, Permintaan Langsung Dikerjakan

Dan disebut-sebut terduga pelaku merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat berinisial P.

Siswi SMA Negeri 1 Stabat dibully teman sekelas, pelaku ternyata anak oknum polisi
Siswi SMA Negeri 1 Stabat dibully teman sekelas, pelaku ternyata anak oknum polisi (IST)

Parahnya lagi, dalam video yang beredar, BNQ menyentuh atau memegang daerah sensitif perempuan di bagian dada.

Padahal, BNQ dan korban berjenis kelamin yang sama, yaitu perempuan.

Aksi bully tersebut diduga direkam oleh FDM yang kemudian disebarluaskan ke media sosial dan akhirnya beredar viral.

Tak hanya itu, FDM juga berstatus anak aparat kepolisian.

Meski ada pelajar lain saat aksi bully terjadi, tapi tak ada seorang pun yang melerai hingga mencegahnya.

Orangtua korban pun akhirnya mengetahui peristiwa yang membuat malu anaknya.

Video viral ini juga sudah diketahui oleh sejumlah guru di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kabupaten Langkat.

Diketahui aksi bully itu terjadi di dalam ruang kelas seusai jam mengajar guru, Jum'at (13/10/2023).

Orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban.

"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023).

W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang.

Baca juga: Nasib Cintria Mahasiswi Bercadar di Jambi Usai Ketemu Pelaku Bully, Buat Surat Pernyataan Bersalah

W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam.

"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.

Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas.

W berharap agar ketiga pelaku yang melakukan bully terhadap anaknya dapat dikeluarkan dari sekolah.

"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.

"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.

Namun demikian, pascaviral video aksi bully tersebut, beredar video klarifikasi yang dibacakan oleh FDM.

Namun sayang, video klarifikasi tersebut hanya dilakukan sepihak.

Ditanya soal video klarifikasi, W mengaku sudah mengetahuinya.

Namun langkah tersebut tidak dilakukan di hadapan para orangtua, baik itu korban maupun pelaku perundungan.

"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi bully yang dilakukan anak-anak didiknya.

Menurutny, saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan penyelesaian terkait aksi bully itu.

"Masih dalam proses penyelesaian, besok (16/10/2023) semua orang tua dipanggil ke sekolah," ujar Nano.

Disoal video klarifikasi disebut sepihak yang hanya dilakukan sekolah, Nano menyebut, hanya permintaan maaf saja dari pelaku.

"Itu hanya permintaan maaf dari pelaku, proses tetap berjalan dengan melibatkan orang tua siswa," tutup Nano.

Ngaku Cuma Bercanda

Dikutip Instagram @seputaran.binjai, Senin (16/10/2023), dalam video klarifikasinya, ketiga pelaku ini meminta maaf kepada korban.


Ig@seputaran.binjai
Viral Video Bully Teman, Diduga Anak Polisi & Anggota DPRD Kini Minta Maaf, Ngaku Hanya Bercanda
Ig@seputaran.binjai Viral Video Bully Teman, Diduga Anak Polisi & Anggota DPRD Kini Minta Maaf, Ngaku Hanya Bercanda ()

Para pelaku mengaku hal itu dilakukannya hanya sekedar candaan saja dan tidak bermaksud untuk membully temannya sendiri.

"Kami bermaksud mengklarifikasi atas beredarnya video yang beredar di media sosial, video tersebut merupakan candaan saja dan tidak bermaksud membully teman saya," ucap salah satu pelaku.

Kendati begitu, akibat aksinya tersebut pelaku meminta maaf kepada kroban dan Kepala Sekolah serta orangtunya.

Ketiganya berjanji untuk tidak mengulangi kesalah tersebut.

"Dengan ini kami memohon maaf kepada teman saya, kepada bapak Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan dan terkhusus orangtua kami dengan ini kami berjanji tidak akan mengulangi lagi mulai hari ini dan seterusnya," terangnya.

Setelah menyampaikan permohonan maaf, para pelaku akhirnya memeluk korban.

 

Diolah dari artikel Tribun-Medan.com  dan TribunSumsel

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved