HUT TNI ke 78

Tiga Sosok Jenderal Besar Bintang 5 di Indonesia, Ada yang Jadi Guru di Palembang

Setiap tanggal 5 Oktober secara resmi diperingati sebagai HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Editor: Odi Aria
makassar.tribunnews.com
Jenderal Soedirman 

Pada masa mudanya, Nasution mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche Kweekschool (HIK), sekolah guru menengah di Bandung.

Lalu ia bekerja sebagai guru di Bengkulu dan Palembang. Namun, ia merasa tidak cocok dengan pekerjaannya itu dan mulai tertarik pada bidang militer dengan mengikuti pelatihan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung pada 1940-1942.

Selama berkiprah di militer, Nasution tercatat memiliki sejumlah penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Ia dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya melawan Belanda saat ia memimpin pasukan Siliwangi pada masa Agresi Militer I Belanda.

Selain itu, Nasution yang merupakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1965 merupakan salah satu perwira TNI yang menjadi target penculikan dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Nasution memang berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang.

Namun, anak bungsunya, Ade Irma Suryani, terkena peluru yang ditembakkan pasukan Cakrabirawa hingga meninggal dunia.

Ajudan Nasution, Pierre Tendean juga menjadi korban peristiwa G30S karena ia mengaku sebagai Nasution kepada pasukan Cakrabirawa.

Pada peringatan HUT ABRI tahun 1997, Nasution diberi pangkat kehormatan jenderal besar, seperti Soeharto dan Jenderal Soedirman. Nasution wafat pada 6 September 2000 setelah menderita stroke dan koma. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Jenderal Soeharto

Kemudian yang ketiga yakni Jenderal besar Soeharto. Soeharto lahir di Dusun Kemusuk, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.

Soeharto merupakan putra dari Kertosudiro, seorang petani sekaligus asisten lurah dalam pengairan sawah desa. Ibunya bernama Sukirah. Saat beranjak dewasa, Soeharto sempat terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941.

Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Di dunia militer, Soeharto memulai karirnya dari pangkat sersan tentara KNIL.

Seiring waktu berjalan, Soeharto yang memiliki pangkat mayor jenderal ditunjuk menjadi Panglima Caduad yang sekarang dikenal sebagai Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) membuat nama Soeharto melambung. Ia langsung mengamankan situasi di Jakarta akibat para jenderal Angkatan Darat gugur dalam peristiwa itu.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved