Dukungan Panglima Pajaji dan Satria Melayu Bela Warga Rempang, Raja Lingga Turunkan 5 Titah

Tak ketinggalan, Satria Pembela Melayu dari Kerajaan Riau- Lingga dan Panglima Sakti dari suku Dayak, Panglima Pajaji ikut bersuara.

Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
Kolase Sripoku.com
Dukungan Panglima Pajaji dan Satria Melayu Bela Warga Rempang, Raja Lingga Turunkan 5 Titah 

SRIPOKU.COM - Reaksi keras datang dari berbagai penjuru terkait penggusuran warga adat di Pulau Rempang dan Galang, Batam, Kepulauan Riau.

Budayawan dan warga adat Melayu hingga warga luar Rempang ikut bereaksi termasuk Satria Melayu dan Panglima Sakti dari suku Dayak, Panglima Pajaji ikut bersuara.

Hingga Raja Kesultanan Riau-Lingga mengeluarkan lima titah. 

Baca juga: Video: Sosok Satria Pembela Melayu yang Berani Ultimatum Jokowi soal Rempang, Singgung Bangsa Melayu

Satria Pembela Melayu mendesak agar Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi polemik ini.
Satria Pembela Melayu mendesak agar Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi polemik ini. (Capture SripokuTV)

Sebab Pemerintah menegaskan, tanah itu tidak bertuan dan kosong.

Namun faktanya, warga Rempang-Galang sudah menghuni kawasan itu sejak 300 tahun silam.

Raja Kesultanan Riau-Lingga, Duli Yang Mahamula Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Besar Sultan Hendra Syafri Riayat Syah ibni Tengku Husin Saleh angkat suara soal konflik pengosongan lahan di Rempang-Galang.

Menyikapi kondisi ini, maka Raja Riau-Lingga menerbitkan lima titahnya yang diterbitkan di Pulau Penyengat Indera Sakti pada Selasa, (12/9/2023).

Sultan Hendra Syafri Riayat mengatakan warga Rempang-Galang sudah tinggal di sana sejak 1720 pada masa Kesultanan Sulaiman Badrul Alam Syah I.

Warga Rempang, kata Sultan Hendra Syafri Riayat, ikut berjuang mengusir Belanda pada dua Perang Riau.

Pertama Perang Riau I dipimpin Raja Haji Fisabilillah (1782-1784) dan kedua Perang Riau II (1784-1787) dikomandoi Sultan Mahmud Riayat Syah (Sultan Mahmud Syah III).

Rempang itu tanah pemberian Sultan-Sultan Melayu atas jasa penduduk kampung mereka yang mengusir penjajah dan membela NKRI.

Ini ditegaskan oleh budayawan dan guru besar Prof Dr Dato' Abdul Malik.

Dengan menampilkan nukilan arsip sejarah Inggris, dikisahkan ada 8.000 prajurit yang berpatroli di lautan.

20.000 lebih prajurit berpatroli di darat, di pulau-pulau seperti Rempang dan Galang.

Sedangkan 44.000 pasuka lebih menjaga Kesultanan Melayu Bintan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved