Karhutlah di Sumsel

Sepanjang September di Sumsel Nihil Curah Hujan Tinggi, Potensi Titik Panas Meningkat

"Prakiraan Curah hujan dasarian III September 2023 hanya ada curah hujan rendah saja yang diprediksi terjadi di seluruh wilayah Sumatera Selatan

Editor: Yandi Triansyah
Sripoku.com/Syahrul Hidayat
Tingginya polusi udara dampak dari kabut asap karhutla, sejumlah pengendara motor dan pejalan kaki mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Imbauan dari Pemerintah Kota Palembang kepada siswa untuk kembali mengenakan masker saat pergi sekolah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, sejak masuk musim kemarau ada peningkatan kasus ISPA. Gambar diambil Jumat (8/9/2023). 

SRIPOKU.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sumsel memprediksi sepanjang September 2023 wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) masih memasuki musim kemarau.

Curah hujan mulai dari sedang hingga tinggi masih nihil di Sumsel.

Sehingga kondisi ini berdampak pada meningkatnya titik panas di beberapa wilayah Sumsel.

BMKG Sumsel hanya mencatat ada curah hujan rendah yakni 0-50 mm pada 10 hari kedua bulan September 2023.

"Prakiraan Curah hujan dasarian III September 2023 hanya ada curah hujan rendah saja yang diprediksi terjadi di seluruh wilayah Sumatera Selatan. Sedangkan curah hujan menengah, tinggi dan sangat tinggi diprediksi tidak ada," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis, Rabu (13/9/2023).

Sementara Dasarian I September atau 10 hari pertama September 2023 berada pada kategori rendah 0-50 mm, kecuali sebagian kecil Musi Banyuasin bagian selatan dan tengah, sebagian kecil Musi Rawas bagian timur, serta sebagian kecil Lahat bagian barat berada pada katagori menengah 50-150 mm.

Curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Plakat Tinggi, Kec. Plakat Tinggi, Kab. Musi Banyuasin sebesar 155 mm.

Tekan Karhutla, Kapolda Sumsel Libat 300 Personel Sosialisasikan Pencegahan Kebakaran Hutan & Lahan

Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut menunjukkan sebagian besar wilayah Sumatera Selatan mengalami HTH dengan kriteria menengah yakni 11-20 hari di wilayah Empat Lawang, Pagar Alam, sebagian kecil OKU, sebagian kecil Banyuasin, sebagian kecil Muara Enim, sebagian besar Lahat, sebagian besar Lubuk Linggau terjadi HTH dengan kriteria sangat pendek 1-5 hari.

Sementara sebagian kecil Ogan Ilir berada pada kategori pendek 6-10 hari, sebagian kecil PALI bagian barat dan Lahat bagian timur berada pada kategori panjang 21-30 hari.

Sedangkan sebagian kecil PALI bagian tengah, OKU Timur bagian selatan, dan OKI bagian barat mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kriteria sangat panjang 31-60 hari dan sebagian besar Musi Banyuasin, sebagian kecil Musi Rawas, Lahat, Banyuasin bagian barat, dan OKI bagian barat masih ada hujan sampai dengan pemutakhiran data.

Pada dasarian III Agustus 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) sebesar +1.504, sedangkan Indeks IOD sebesar +1.527. El Nino Moderat dan IOD Positif, diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin Timuran.

Belokan dan pertemuan angin terjadi di sekitar pulau Sumatera dan Kalimantan. Pola angin selama Dasarian III Agustus relatif sama dengan normalnya. Prediksi Dasarian I September 2023 aliran massa udara diprediksi masih dominan oleh angin timuran.

Daerah tutupan awan terjadi di sebagian wilayah Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian utara, dan Papua bagian utara.

Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia pada dasarian III Agustus 2023 lebih sedikit kecuali pada wilayah Sumatra bagian barat, Kalimantan bagian utara, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Pulau Papua.

Analisis pada dasarian III Agustus 2023 menunjukkan Madden Julian Oscillation (MJO) tidak aktif, dan diprediksi tetap tidak aktif hingga dasarian I September 2023.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved