Duel Maut di Palembang

Duel Maut Disiarkan Live Instagram, Korban Tewas di Palembang Sempat Kirim Pesan ke Pacarnya

Dikabarkan, korban diantar ke RS Siti Khadijah oleh rekan-rekan (tidak dikenal-red), dan diantar sebatas pintu luar IGD RS Siti Khadijah, dalam keadaa

|
Editor: Odi Aria
Kolase
Kolase korban duel maut di Palembang dan teman dekatnya bernama Dela. 

Belakangan ini perkelahian sering terjadi antar remaja hingga membuat nyawa melayang.

Seperti halnya belum lama ini seorang remaja tewas setelah duel maut di Palembang.

Remaja yang tewas tersebut bernama Ferdi Fandiko Sajagat pada Senin (7/8/2023).

Remaja berusia 18 tahun tersebut tewas dengan luka tusuk di bagian dada.

Terkait hal tersebut, apakah faktor yang mempengaruhi psikologi remaja hingga memicu perkelahian?

Baca juga: Duel Maut Disiarkan Live Instagram, Korban Tewas di Palembang Sempat Kirim Pesan ke Pacarnya

Dilansir melalui doktersehat.com, terdapat 7 faktor yang mempengaruhi psikologi remaja, di antaranya:

1. Pengaruh rekan sebaya

Masa remaja merupakan masa hubungan sosial bukan hanya melibatkan ibu bapa tetapi juga rekan sebaya, meskipun waktu kanak-kanak juga memiliki teman sebaya akan tetapi pada waktu remaja, rekan sebaya mempunyai peranan yang sangat penting dan berhubungan pada masa ini yang sangat kritikal.

Minat mereka selalunya adalah lebih mirip kepada minat teman daripada orang tua.

Remaja juga memperoleh kemahiran sosial yang hanya boleh didapat dan dilatih di kalangan rekan sebaya, bagi remaja, rekan sebaya menjadi sumber maklumat utama tentang dirinya dan juga orang lain.

Rekan sebaya menjadi asas untuk membuat perbandingan antara tindakannya, sikapnya, perasaannya dan orang lain.

Pada umumnya remaja lelaki dan perempuan yang populer dianggap sebagai suka kepada orang lain, bertoleransi, bersimpati dan suka membantu rekan-rekan dengan membuat mereka rasa diterima dan melibatkan diri dengan merancang dan memulakan aktiviti kumpulan yang menarik dan menyeronokkan.

Remaja seperti ini bersikap ceria, bersemangat, baik hati, boleh berjenaka, mempunyai daya usaha, dorongan dan idea yang baik.

Remaja yang tidak disanjung dan disingkirkan oleh rekan-rekan mempunyai cirri-ciri yang bertentangan dengan mereka yang popular, remaja ini merasa kurang yakin pada diri sendiri, penakut dan mencoba menjauhkan diri dari rekan sebaya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved