Berita Palembang

Ratu Dewa Diusulkan Pj Walikota Palembang, Pengamat: Apakah Ini Peluang, Tantangan Atau Jebakan?

Sementara kalau dia ditunjuk bulan Oktober atau bulan September, itu wajib mundurnya bulan Mei

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Abdul Hafiz
Sekda Palembang, Ratu Dewa. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG ---- Masuknya nama Sekda Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi menjadi salah satu nama Pj Walikota Palembang yang diajukan Gubernur Sumsel H Herman Deru SH MM dinilai pengamat suatu yang dilematik. Apakah ini peluang, tantangan, ataukah jebakan. 


"Apakah ini peluang, tantangan, ataukah jebakan bagi para PNS yang masih berkeinginan punya ambisi ikut Pilkada 2024," ungkap Pengamat Politik, Drs Bagindo Togar Butar Butar, Selasa (11/7/2023). 

 

Menurut Bagindo, terhadap usulan tersebut, tinggal lagi bagaimana Ratu Dewa menganggapnya karena menurut undang-undang No 10 Tahun 2016 ketika dia nanti sudah jadi Pj Walikota, dia tidak bisa lagi mundur untuk maju pencalonan Pilwako. 


"Sedangkan dia punya kepentingan kalau memang benar-benar mau maju dalam Pilwako 2024, dia tidak boleh mundur dari jabatan Pj Walikota sampai masa jabatannya berakhir.

Sementara kalau dia ditunjuk bulan Oktober atau bulan September, itu wajib mundurnya bulan Mei," kata Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya. 


Seperti diketahui di permukaan, terang-terangan Ratu Dewa berharap bisa ikut dalam kontestasi Pilwako Palembang 2024.


"Deru sendiri apakah ada kepentingan politik memajukan Ratu Dewa dianggap sebagai jebakan supaya mengurangi rival kader Nasdem Fitrianti Agustinda di Pilwako," kata Bagindo. 


Sekarang dalam hasil survei Pilwako Palembang, kompetitornya Finda paling berat adalah Ratu Dewa.

Kalau Ratu Dewa maju sebagai Pj Walikota artinya sendirian lawan beratnya Fitri sudah tersingkir. Asumsinya lebih mudah. 


"Karena asumsinya Fitri digadang-gadang cawako dari Nasdem," ujarnya. 


Terlepas dari semua itu, mantan Ketua IKA Fisip Unsri mengingatkan jika jabatan Pj Walikota jangan dipandang sebelah mata. 


"Kalangan ASN, birokrat, jabatan Pj itu sebetulnya jabatan strategis sama mulianya dengan jabatan definitif.

Tidak sembarangan orang bisa jadi Pj kalau dianggap benar-benar punya prestasi," ujarnya. 


Cuma karena masa jabatan Pj ini singkat, orang tidak begitu meliriknya. Orang sebenarnya tidak melihat ada muatan idealisme, muatan pengabdian di dalam jabatan Pj Walikota tersebut. 

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved