Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Struktur dan Cirinya, Lucu dan Punya Makna Sindiran Secara Halus

Berikut contoh singkat teks anekdot, lengkap dengan struktur dan ciri, simak penjelasannya.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Odi Aria
TribunMedan
Berikut ini adalah contoh, struktur, serta ciri dari teks anekdot. 

Sarjana

Seorang turis asing tersesat di Jakarta. Karena bingung, ia bertanya pada seorang penjual kopi keliling, "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho-oh," jawab penjual kopi.

Karena bingung dengan jawaban tersebut, ia bertanya lagi ke polisi yang sedang mengatur lalu lintas, "Apa ini Jalan Sudirman?" "Betul," jawab sang polisi.

Mendapat jawaban berbeda, ia bertanya pada seorang pejalan yang melintas, "Apa ini Jalan Sudirman?"

Si pejalan menjawab, "Benar."

Bingung mendapat tiga jawaban berbeda, ia menanyakannya pada si pejalan. Si pejalan terdiam berpikir, lalu berkata, "Begini, kalau Anda bertanya pada tamatan SD, jawabannya adalah ho-oh. Kalau bertanya pada tamatan SMA, jawabannya adalah betul. Kalau ke tamatan perguruan tinggi, jawabannya benar."

Turis itu mengangguk dan memastikan, "Jadi, Anda ini seorang sarjana?"

Dengan spontan si pejalan menjawab, "Ho-oh!"

Contoh Teks Anekdot 4

Guru dan Murid

Suatu hari, seorang guru tertidur di kelas. Ia pun dibangunkan siswanya.

Untuk menutupi rasa malu, sang guru berkata, "Saya selalu berharap bertemu Konfusius, Sang Guru Agung. Beberapa saat yang lalu, saya berjumpa dengannya."

Keesokan harinya, sang siswa yang gantian tertidur di kelas. Sang guru membangunkan dan memarahinya.

"Berani sekali tidur saat belajar di kelas," kata si guru.

Siswa yang cerdik itu menjawab, "Saya juga baru saja berjumpa dengan Sang Guru Agung."

Guru bertanya, "Apa yang beliau katakan?"

"Beliau bilang, ia tidak berjumpa Guru, kemarin!" sahut siswa.

Sang guru tertawa malu.

Contoh Teks Anekdot 5

Makan

Nasruddin memandangi beberapa ekor bebek yang terlihat lezat jika dimasak. Bebek itu sedang berenang di kolam.

Ia berencana menangkap bebek-bebek itu. Namun, bebek itu terbang. Ia berusaha menangkap dengan susah payah. Setelah 45 menit, ia putus asa dan duduk di pinggir kolam karena kelelahan.

Ia pun mencelupkan beberapa potong roti ke kolam tempat bebek tadi berenang. Roti itu lalu dimakannya.

Beberapa orang yang melewati Nasruddin keheranan dan bertannya, "Nasruddin, apa yang kau lakukan?"

Dengan santai ia menjawab, "Aku sedang makan sup bebek."

Contoh Teks Anekdot 6

Kuli dan Kyai

Romongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jedah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang mereka yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serus dalam bahasa Arab.

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka sambil berucap Amin, Amiin, Amiin.

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka dan berkata, “Lho kenapa Anda berkerumun disini?”

“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai”, ucap jamaah haji.

Baca juga: Mengenal Kurikulum Merdeka, Berikut Pengertian dan Penerapannya di Tahun Ajaran Baru 2023/2024

Contoh Teks Anekdot 7

Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarah masuk”. Tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini”, bentak Pak Polisi.

“oh, Saya melihat pak tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk”, jawab tukang becak.

“Bodong, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk.”, bentak Pak Polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil cengengesan.

Contoh Teks Anekdot 8

Pak Gendut dan penelepon

Suatu hari, Pak gendut yang tengah beristirahat mendapatkan telepon dari temannya yang ada di luar negeri.

“Hallo Bos, sedang dimana sekarang?” ujar si penelepon Pak Gendut itu.

“Ini bunga, saya sedang istirahat di Lapas Suka Saya. Eh, maksudnya Hotel Sukasukasaya. Biasalah gara-gara ketahuan nilep duit negara. Tapi, tenang. Nanti juga saya bisa ke negara tempat Bung tinggal sekarang. Soalnya, di saku saya masih ada duit buat menyiap sipir, sehingga saya bisa bebas dari langsung ke tempat saudara. Pokoknya tunggu sajalah saya ke sana.

“Oke Bos, saya tunggu kedatangan Anda Kemari.”

Pak gendut pun lalu melanjutkan tidur siangnya di kasur empuk lapas Sukasukasaya.

Contoh Teks Anekdot 9

Lupa Ingatan


Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.

Rafi: “Agung, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”

Agung: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”

Rafi: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”

Agung: “Hmm… kursi apa, ya?”

Rafi: “Jawabannya adalah kursi DPR!”

Agung: “Lho, kok begitu?”

Rafi: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”

Agung: “Oh, iya, betul juga.”

Contoh Teks Anekdot 10

Terkena Setrika

Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.

Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"

Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."

Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"

Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si orang nggak jelas itu kembali menelepon saya..."

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved