Dicopot dari Ketua Gerindra, Akbar Alfaro Bakal Calon Walikota Palembang Akui Didorong Akar Rumput

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Mantan Ketua Gerindra Palembang, Muhammad Akbar Alfaro sepertinya serius bakal maju menjadi calon walikota Palembang.

Hal ini terlihat dari banyaknya spanduk dan alat peraga kampanye yang bertuliskan bakal calon Walikota Palembang 2024 di penjuru Kota Palembang.

Di dalam spanduk itu juga Akbar Alfaro mengusung konsep perubahan untuk Palembang.

Namun saat dikonfirmasi, Akbar Alfaro mengaku spanduk-spanduk itu murni gerakan dari para relawan, simpatisan dari akar rumput.

"Murni dari gerakan relawan yang ingin saya maju (red Walikota Palembang," kata Akbar Alfaro, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Profil Akbar Alfaro, Calon Walikota Palembang, Usung Tagline 3 M untuk Kota Pempek

Akbar Alfaro membantah dia bakal maju lewat jalur independen.

Ia mengaku masih menjadi kader Partai Gerindra meski tak menjabat sebagai ketua lagi.

"Kalo terkait peluang Maju bisa apa tidak. Itu kehendak Allah dan kami hanya menjalankan, dan kalau pun allah menghendaki saya harus realistis dengan keadaan saat ini, namun kami yakin dan optimis segala kemungkinan bisa terjadi," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Palembang.

Sesuai taglinenya Perubahan untuk Palembang, HM Akbar Alfaro yang mantan Cawako Palembang 2018 lalu menyampaikan 3M.

"Sesuai aspirasi masyarakat yang ingin ada perubahan yang lebih baik untuk Kota Palembang. Konsennya pada 3M, Memperbaiki, Menambah, Meningkatkan," pungkasnya.

Pada prinsipnya dalam suatu profesi, Akbar Alfaro selalu berusaha konsisten dan juga harus punya tujuan yang bisa memberikan sumbangsih atau kontribusi terbaik, untuk diri sendiri keluarga terkhusus masyarakat luas.

Meski sempat maju jalur independen atau perseorangan (jadi calon termuda) di Pilkada Palembang 2018 lalu bersama Hernoe Roespridjaji, hal itu tidak membuatnya kapok untuk terjun ke dunia politik. Pada 2019 ia terpilih sebagai anggota DPRD Palembang dari Partai Gerindra.

Pria yang biasa disapa Gery ini pun melihat, politik itu fasilitasi atau suatu wadah untuk memanfaatkannya meski sebagai pedagang atau pebisnis dirinya bisa bermanfaat untuk masyarakat.

Tapi politik ini mempengaruhi banyak aspek dari sisi dunia usaha, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.

"Oleh karena saya melihat wah ini kalau kita mau berbuat yang lebih luas lagi, dan banyak lagi kebermanfaatannya, saya harus masuk politik. Saat itu sangat dilema pilihan itu, karena kalau untuk menjadi pebisnis atau pedagang sudah cukup untuk saya pribadi, kehidupan, karyawan, keluarga dan lain sebagainya tetapi bagaimana ketercakupan kebermanfaatan ini diperluas lagi, " ujarnya.