Polemik PSI Palembang

Bacaleg PSI Palembang Banyak yang Mundur, Wasekjen : Gak Ada Ampun Bagi yang Tarik Mahar

Wakil Sekretaris Jenderal PSI Dedek Prayudi angkat bicara soal banyaknya Bacaleg PSI di Palembang yang mundur.

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
id.wikipedia.org/
Logo Partai Solidaritas Indonesia. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Wakil Sekretaris Jenderal PSI Dedek Prayudi angkat bicara soal banyaknya Bacaleg PSI di Palembang yang mundur.

Banyaknya bacaleg yang mundur buntut dipecatnya Ketua DPD PSI Palembang Toni.

Toni dituding melakukan pemunggutan mahar terhadap bacaleg.

Karena kesalahan itu, ia lantas didepak dari kursi DPD PSI Palembang.

Namun langkah tegas PSI Sumsel untuk mendepak Toni berdampak pada kader lainnya yang ikut mundur bersama Toni.

Bahkan mereka akan menarik diri dari pencalegkan.

Kini kader yang memilih mundur sudah menemui KPU untuk berkonsultasi soal pembatalan pencalegkan.

Baca juga: Usai Mundur, Eks Kader PSI Palembang Tarik Berkas Pencalegkan di KPU, Bungkam soal Mahar

Merespon hal itu, Dedek mengaku tidak ada ampun dan secuil ruang membela diri bagi kader PSI yang menarik mahar bagi para bacaleg.

"Langsung pecat," tulis Dedek di akun Twitternya @Uki23, Kamis (22/6/2023).

Dedek mengaku tidak dapat memastikan isi hati dari tiap kader, tapi mereka dapat memastikan sistem pengawasan internal berjalan sangat ketat dan tegas.

Sementara itu, Ketua PSI Sumsel Hermanto mengatakan, Ketua DPD PSI Palembang melakukan punggutan sebesar Rp 5 juta kepada bacaleg sebagai jaminan untuk dicalonkan.

PSI Sumsel sudah menginggatkan dan juga sudah berkirim surat pemanggilan untuk mengklarifikasi.

Hanya saja panggilan yang dilakukan pihaknya tidak diindahkan oleh Toni.

"Nah, bukti- bukti transfer penyataan sikap dan live orang yang dipungut kita ada. Modusnya dengan ngancam akan dicoret dari pendaftaran," ungkapnya.

Hermanto memastikan hanya memecat Ketua DPD saja yang sudah melakukan pelanggaran.

Namun pengurus lainnya juga mengalami pergantian karena tidak mau lagi.

"Memang yang dipecat pertama Toni karena pelanggaran tadi, dan konfirmasi ke wakil- wakil, sekretaris dan bendahara meminta ketersediaan tetap jadi pengurus tapi mereka menolak, sehingga diganti dengan pengurus baru," kata dia.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved