Profil Syekh Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al-Zaytun yang Didemo Massa Karena Dituduh Ajaran Sesat

Berikut profil Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Syekh Panji Gumilang yang didemo massa.

Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
Instagram
Berikut ini arti Havenu Shalom Aleichem, salam yang diucapkan Panji Gumilang, pimpinan ponpes Al Zaytun viral di media sosial. 

Namun, pendidikannya tidak diselesaikan, ia tak menamatkan sekolahnya.

Diketahui, Panji Gumilang aktif menjadi Petugas Rabithoh 'Alam Islami yang ditugaskan di Majlis Ulama Islam Malaysia Sabah bahagian Da'wah tahun 1982-1989.

Di tahun yang sama Panji Gumilang dipercaya menjadi Presiden Perhimpunan Keluarga Besar Indonesia Sabah Malaysia (PERKISA).

Lalu, Panji Gumilang kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat dengan mengambil Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab.

Panji Gumilang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni UIN Syarif Hidyatullah sejal 2006, selama dua periode.

Pada 24 Mei 2003 dia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh IMCA (International Management Centres Association) atau Revans University.

Adapun universitas ini tidak terakreditasi action learning yang bertempat di Buckingham, Inggris dan Amerika Serikat.

Syaykh AS Panji Gumilang dianggap berjasa dalam transformasi kependidikan di Indonesia.

Baca juga: Video: Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Viral Ajak Santri Nyanyi Lagu Salam Umat Kristiani

Dia mewujudkan ide baru dalam sebuah paradigma baru pendidikan Islam melalui Al-Zaytun.

Diketahui, Panji Gumilang mendirikan Pondok Pesantren Al-Zaytun pada 13 Agustus 1996 di Indramayu, Jawa Barat.

Di Pesantren Al-Zaytun, ia menerapkan Sistem Pendidikan Satu Pipa (One Pipe Education System) yaitu sistem pendidikan formal yang tidak terputus.

Mulai dari tingkat dasar atau Madrasah Ibtidaiah hingga Perguruan tinggi.

Dia dianggap sebagai pelopor pendidikan terpadu atau kampus peradaban karena mendirikan pondok pesantren modern bertajuk Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Pengembangan Budaya Perdamaian.

Sebagai seorang guru, dia mengandalkan manajemen kekitaan bukan keakuan.

Kontroversi

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved