Berita Lahat

Jembatan Gantung Bersejarah di Lahat Kini Kondisinya Rusak, Lantai Jembatan Hancur tak Bisa Dilewati

Menurut warga setempat, jembatan gantung tersebut sangat bersejarah, di bawahnya merupakan hamparan Sungai Lematang.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
ehdi amin/sripoku.com
Jembatan gantung yang menghubungkan Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Lahat dengan Desa Banjar Negara, Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat, kondisinya sangat memprihatinkan dan rusak. 

SRIPOKU.COM, LAHAT - Jembatan gantung yang menghubungkan Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Lahat dengan Desa Banjar Negara, Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat, kondisinya sangat memprihatinkan.

Jembatan sepanjang 280 meter tersebut kini tengah jadi sorotan. Sejumlah pihak bahkan mengaku telah berupaya memperbaiki jembatan, namun belum maksimal.

"Ada dari lembaga kemasyarakatan sempat memperbaiki sebelumnya sudah berusaha yang terbaik," ujar Amir salah satu tokoh masyarakat Desa Banjar Negara, Kecamatan Lahat Selatan, Kamis (1/6/2023).

"Namun jembatan ini kembali rusak diduga sudah termakan usia, banyak kayu-kayu sebagai pijakan hancur tak bisa dilewati," sambungnya.

Menurut warga setempat, jembatan gantung tersebut sangat bersejarah, di bawahnya merupakan hamparan Sungai Lematang.

Banyak warga bernostalgia dengan jembatan ini sejak tahun 1990 an. Baik pergi ke sekolah maupun ke arah Pasar Lematang.

"Banyak kenangannya, meski ada Jembatan Benteng, warga banyak melintas di jembatan gantung ini, karena tercepat antar Desa Banjar Negara ke Kelurahan Pasar Baru, Kota Lahat," kata Amir.

Evi (49) warga Kota Lahat mengaku jembatan ini dulunya sempat menjadi akses pulang pergi ke seberang untuk mengajar di sekolah Desa Banjar Negara.

Ia dulunya sering mengaku melewati akses jembatan tersebut.

"Ya bikin nostalgia, kan dulu awal-awal coba melewati jembatan tak berani, bahkan harus duduk sedikit demi sedikit melintasi jalan jembatan," katanya.

"Dan berangsur akhirnya bisa sendiri jalan. Mau ke sana (jembatan gantung) tapi kondisinya tak bisa dilewati, bahaya di bawahnya ada Sungai Lematang," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved