Wanita di Muratara Meninggal Melahirkan

Suami Wanita yang Meninggal Lahiran Tuding Bidan Pilih Tidur, Padahal Ketuban Istrinya Sudah Pecah

Kisah memilukan dialami seorang suami bernama Lika Santosa, warga Desa Pauh 1, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Sumsel. 

Editor: Odi Aria
Kolase
Viral Suami di Muratara Curhat Istri dan Calon Bayinya Meninggal Saat Melahirkan 


Kemudian, istrinya ditinggal di ruangan persalinan oleh bidan dan perawat tadi dengan alasan hendak tidur dulu sebentar. 


"Sekitar jam tiga itu, dia ngomong ngantuk, mau tidur sebentar, mereka ke ruangan depan, bertiga itu lari semua, tidak ada satu pun yang jaga istri saya.


Di ruangan persalinan itu cuma ada saya, ibu mertua saya, sama bidan kampung. Saya lihat kondisi istri saya agak melemah terus," kata Lika Santosa. 


Dia kemudian keluar dari ruangan persalinan itu menuju tempat bidan dan perawat yang mengatakan hendak tidur dulu tadi. 


Lika Santosa menggedor pintu ruangan bidan dan perawat itu untuk menanyakan keseriusan mereka menangani istrinya. 


"Saya tanya kenapa, apa tidak mau ngurus, apa tidak mau ngasih rujukan, saya cemas lihat kondisi istri saya. Apalagi dari jam satu tadi sudah pecah ketuban sampai jam tiga belum lahir. 


Harusnya mereka cepat-cepat ngasih rujukan kalau satu jam saja sudah pecah ketuban belum lahir, ini malah lari ke ruangan mau tidur dulu tadi," ujar Lika Santosa. 


Usai dia menggedor sambil sedikit emosi karena panik, dua bidan dan seorang perawat tadi kembali ke ruangan persalinan istrinya. 


Kata Lika Santosa, mereka mengusir ibu mertuanya karena dianggap tidak bisa membantu persalinan, padahal itu orangtua kandung istrinya yang seharusnya tetap mendampingi. 

Baca juga: Kronologi Ibu dan Bayi Meninggal Lahiran di Puskesmas Pauh, Suami Sebut Bidan Lebih Memilih Tidur


"Ibu mertua saya diusirnya, dia ngomong ibu tidak bisa bantu di dalam, ibu keluar saja. Terus saya mau masuk ke dalam ruangan itu ternyata dikunci dari dalam, saya pasrah saja," katanya. 


Lika Santosa menyayangkan lambannya pihak Puskemas Pauh memberikan rujukan ke rumah sakit. 


Baru sekitar pukul 04.00 subuh, bidan dan perawat tadi menghubungi bidan senior di Puskesmas Pauh untuk konsultasi. 


"Jam empat itu baru dia nanya ke bidan senior apa mau dilakukan tindakan rujukan. Bidan senior itu ada di rumah. Baru setelah jam lima itu berangkat dirujuk ke rumah sakit AR Bunda (di Kota Lubuklinggau)," cerita Lika Santosa.


Kisah memilukan itu tak cukup sampai di situ, di tengah perjalanan ke Kota Lubuklinggau, ambulans yang membawa istrinya mengalami kendala. 


Sebagaimana diketahui perjalanan dari Puskesmas Pauh ke Kota Lubuklinggau membutuhkan waktu lebih kurang 4 jam kendaraan mobil.

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved