Berita Lapsus

Pemudik tak Bawa Kartu Tol, Picu Antrean di Gerbang Tol Indralaya-Prabumulih, Angkutan Batubara Stop

Pemudik luar Pulau Sumatera mulai jajal Tol Indralaya-Prabumulih yang baru dibuka secara fungsional, Sabtu (15/4/2023).

Penulis: Soegeng Haryadi | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/sts
Sejumlah kendaraan roda empat melintasi ruas tol Indralaya-Prabumulih, Sabtu (15/4/2023). Ruas tol yang anyar tersebut mulai dibuka fungsional untuk arus mudik 15 - 30 April mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Tampak sejumlah kendaraan antre di gerbang tol Prabumulih dan juga rest area yang berada di KM 56. 

Ia menerangkan pada hari pertama tol Indralaya-Prabumulih dilintasi kendaraan, tidak banyak kendala berarti. Namun ia mengaku menemukan cukup banyak pengendara yang tidak membawa kartu tol.

"Kendala sedikit itu banyak yang tidak bawa kartu tol sehingga terjadi sedikit antrean saat di gerbang tol. Tapi petugas kita standby memberikan bantuan kepada para pengendara," katanya.

Petugas itu menjelaskan pihaknya di gerbang tol menyediakan pembelian kartu tol bagi pengendara namun pihaknya tetap mengimbau kepada pengendara membawa kartu tol jika sudah ada.

"Bawa kartu tol biar tinggal tempel saja, karena tidak dikenakan biaya atau gratis," katanya.

Selain itu sempat terjadi perang klakson antar pemudik pintu exit Tol Prabumulih, Sabtu (15/4/2023). Kejadian ini terjadi akibat menumpuknya pemudik kendaraan pribadi yang akan keluar ruas di exit Tol Prabumulih.

Pintu gerbang exit Tol Prabumulih memiliki 2 jalur, namun yang dioperasikan hanya satu. Pemudik rebutan ruas pintu exit tol yang hanya dibuka 1 jalur saat tim Sripo sampai ke lokasi.

Petugas berdalih hanya satu mesin yang dapat difungsikan untuk exit tol sehingga terjadi penumpukan di gerbang exit Tol Prabumulih.

Namun, selang beberapa menit petugas langsung membuka kedua pintu exit tol Prabumulih langsung dibuka dan penumpukan kendaraan tak sepanjang sebelumnya.

Perlintasan KA dan Truk Batubara

Sementara menghadapi arus mudik Polres Muara Enim mewaspadai titik pintu perlintasan Kereta Api (KA). Hal ini rawan macet akibat aktivitas tingginya angkutan batubara yang diangkut kereta api.

"Kalau angkutan batubara menggunakan mobil itu sudah diatur dengan aturan Gubernur Sumsel, tinggal angkutan batubara dengan kereta api," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi, Sabtu (15/4/2023).

Menurut Andi, keluhan para pengguna jalan yang paling banyak masuk ke nomor 911 adalah kemacetan di perlintasan KA Simpang Belimbing, Kecamatan Belimbing, Muara Enim.

Ini disebabkan karena tingginya intensitas kereta batubara yang melintas sehingga membuat antrean kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan KA cukup lama sehingga antrean kendaraan semakin panjang.

Dikatakan Andi, di wilayah Polres Muara Enim ada tujuh lokasi yang rawan macet yakni di pintu perlintasan KA double track di Desa Sigam Kecamatan Gelumbang, Simpang Desa Kemang Kecamatan Lembak tempat wisata Danau Shuji, Pasar/Kalangan tumpah Desa Tebat Agung Kecamatan Rambang Niru, pintu perlintasan KA double track di Simpang Belimbing Kecamatan Belimbing, pintu perlintasan KA double track di Desa Ujanmas Kecamatan Ujanmas.

Kemudian, Tanjakan PLN Tanjung Buhuk Tanjung Enim mobil sering mogok atau terbalik, dan disepanjang jalan Simpang Meo karena jalan menyempit sering mobil terbalik atau rusak.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved