Kisah Mahasiswa Asal Indonesia Jalani Puasa di Glasgow 18 Jam Sehari, Hanya Makan Satu Kali Sehari

SRIPOKU.COM - Berikut ini cerita menarik dari salah satu mahasiswa asal Indonesia yang menjalani puasa ramadan pertama di Skotlandia.

Seperti yang diketahui, negara Skotlandia menjadi salah satu negara dengan durasi puasa terlama di dunia.

Umat muslim di Skotlandia menjalani ibadah puasa dengan durasi selama 14 hingga 18 jam sehari.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Meraih Taqwa, Buah Ramadhan

Dikutip dari akun TikTok Sripoku.com dalam Live Update pada Sabtu (15/4/2023), mahasiswa asal Indonesia penerima beasiswa tersebut bernama Syifa.

Syifa merupakan salah satu penerima beasiswa di Universitas di kota Glasgow.

Ramadan kali ini menjadi ramadan pertamanya dalam menjalani ibadah puasa di kota Glasgow, United Kingdom (UK).

Baca juga: Paket Sembako Hingga Daging Beku Dijual di Pasar Murah Ramadhan 1444 Hijriah

Glasgow merupakan kota terbesar di Skotlandia.

Syifa membagikan pengalaman perdananya dalam menunaikan ibadah puasa di salah satu negara dengan durasi puasa terpanjang di dunia tersebut.

Syifa sempat mengalami culture shock atau kejutan budaya di Skotlandia.

Baca juga: Telkomsel Siaga Berbagi untuk NyalakanKebersamaan di Momen Ramadhan dan Idulfitri 1444 H

Hal tersebut lantaran saat menunaikan ibadah tarawih di masjid, umat muslim di Skotlandia tidak menggunakan mukena seperti budaya di Indonesia.

Umat muslim terutama muslimah di Glasgow Skotlandia terbiasa mengenakan abaya panjang sehingga tidak membutuhkan mukena untuk beribadah.

Namun tak hanya pakaian abaya, umat muslimah di Glasgow juga terbiasa sholat menggunakan celana jeans dan jaket denim.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Tawakkallah! Kamu bukan Superman!

Namun Syifa mengungkapkan saat ini dia sudah terbiasa dengan budaya umat muslim di Skotlandia terutama di lingkungan sekitar apartemennya.

Selain itu, Syifa juga baru pertama kali menjalani ibadah puasa di Glagow dengan durasi puasa terlama yakni sekitar 14 hingga 18 jam sehari.

Hal tersebut lantaran Skotlandia terutama Glasgow telah memasuki musim semi sehingga durasi waktu siang hari lebih lama daripada malam hari.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Ramadhan, Agama dan Media Sosial

Umat muslim di Skotlandia terutama di Glasgow hanya makan satu kali sehari yakni di waktu buka puasa.

Syifa juga menyebutkan bahwa muslim Skotlandia tidak makan di waktu sahur dan hanya minum air putih.

Sementara menjelang akhir ramadan, umat muslim Skotlandia akan menjalani ibadah puasa dengan durasi selama 18 jam. 

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Puasa Disisi Rohani dan Jasmani

Menjalani ibadah puasa perdana di luar negeri, membuat Syifa rindu dengan semarak bulan Ramadan di Indonesia.

Pasalnya jika di Indonesia terdengar suara tadarus di masjid sementara di Glasgow masjid tidak memperdengarkan tadarus Quran.

Bahkan adzan di Glasgow pun hanya dilakukan di dalam masjid atau mushola saja.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Ramadan dan Segala Lika-likunya

Kendati demikian, Syifa mengungkapkan bersyukur masih bisa merasakan ibadah puasa di Glasgow, Skotlandia.

Hal tersebut karena dia tidak pusing mencari makanan yang berlabel halal di daerah tempat tinggalnya. 

Syifa menjelaskan bahwa banyak makanan halal dan toko yang menyediakan makanan vegan atau sayuran.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Puasa Vs Handphone

Tak hanya itu, ada toko milik warga Timur Tengah yang menyediakan makanan halal bagi umat muslim seperti daging sapi hingga kambing.

Tinggal di Glasgow juga memungkinkan Syifa untuk memasak makanan khas Indonesia karena banyak toko yang menyediakan bahan makanan untuk warga Asia seperti Korea, Thailand hingga Indonesia.

Namun bagi perantau seperti Syifa tentunya memasak bisa membuat biaya hidup semakin besar mengingat harga bahan makanan di Glasgow tergolong mahal.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.