Ramadan 2023

Hukum Mengerjakan Sholat Tarawih Terlalu Cepat, Ajaran Rasulullah Tentang Sholat yang Diterima Allah

engerjaan Sholat Tarawih juga berbeda-beda di setiap tempat, termasuk pula cepat atau lambatnya dipengaruhi gerakan sholat atau pembacaan ayat.

Penulis: Tria Agustina | Editor: pairat
Freepik.com
Berikut ini hukum mengerjakan Sholat Tarawih terlalu cepat selengkapnya. 

Ketika hamba itu mengucapkan:

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”. (Qs. Al-Fatihah [1]: 5). Allah Swt menjawab:

“Ini antara Aku dan hamba-Ku. Hamba-Ku mendapatkan apa yang ia mohonkan”.

Ketika hamba itu mengucapkan:

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. 

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (Qs. Al-Fatihah [1]: 6 – 7).

Allah Swt menjawab:

“Ini untuk hamba-Ku dan hamba-Ku mendapatkan apa yang ia mohonkan”. (HR. Muslim).

Allah Swt tidak terasing dari orang yang sedang melaksanakan shalat, Allah Swt memperkenankan permohonannya, oleh sebab itu mesti ada interaksi antara orang yang shalat dengan Allah Swt, menghadirkan hati dalam setiap gerakan shalat, dalam setiap waktu shalat dan dalam setiap rukun shalat.

Baca juga: Inilah Jumlah Rakaat Sholat Tarawih yang Dikerjakan Rasulullah, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Orang-orang yang shalat dan hanya memikirkan ingin segera selesai melaksanakan shalat dan melemparkan shalat seakan-akan shalat itu beban berat di pundak mereka, bukanlah itu shalat yang diharapkan.

Banyak orang yang melaksanakan shalat pada bulan Ramadhan sebanyak dua puluh rakaat dan dua puluh tiga rakaat dalam hitungan beberapa menit saja.

Yang mereka inginkan hanyalah cepat menyelesaikan shalat dalam waktu sesingkat mungkin.

Tidak sempurna ruku’, sujud dan khusyu’nya. Ini sama seperti yang disebutkan dalam hadits:

“Shalat itu naik ke langit dalam keadaan hitam pekat. Ia berkata kepada pemiliknya, “Engkau disia-siakan
Allah Swt sebagaimana engkau telah menyia-nyiakanku”.

Shalat yang khusyu’ dan tenang akan naik ke langit dalam keadaan putih bercahaya, ia akan berkata kepada pemiliknya, “Semoga Allah SWT menjagamu sebagaimana engkau telah menjagaku”.

Nasihat saya kepada para imam dan mereka yang melaksanakan shalat dengan jumlah rakaat yang banyak akan tetapi tidak dengan cara yang benar, tidak khusyu’, tidak menghadirkan hati dan tidak dengan ketenangan tubuh, sebaiknya mereka melaksanakan delapan rakaat dengan tenang dan khusyu’, itu lebih baik daripada dua puluh rakaat.

Yang dilihat bukanlah kuantitas dan banyaknya.

Akan tetapi yang dilihat adalah cara dan sifatnya.

Yang dinilai adalah shalat itu sendiri, apakah shalat yang dilaksanakan oleh orang-orang yang khusyu’ atau shalat orang yang tergesa-gesa.

Kita memohon kepada Allah Swt semoga menjadikan kita tergolong orang-orang beriman yang khusyuk.

Cek Berita dan Artikel Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved