Wisata Religi Palembang
Melihat Masjid Cheng Hoo Palembang, Berarsitektur Unik, Perpaduan Budaya Palembang, Cina, dan Arab
Dari kejauhan, Masjid Muhammad Cheng Hoo atau lebih dikenal dengan Masjid Cheng Hoo Palembang ini terlihat seperti naga yang berdiam diri.
Penulis: Muhammad Imam Pramana | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dari kejauhan, Masjid Muhammad Cheng Hoo atau lebih dikenal dengan Masjid Cheng Hoo Palembang ini terlihat seperti naga yang berdiam diri.
Bangunan Masjid Cheng Hoo Palembang begitu mencolok.
Bangunan Masjid Cheng Hoo Palembang didominasi warna pink dengan pilar-pilar berwarna merah.
Atapnya terdapat kubah berwarna hijau dengan bulan sabit dan bintang layaknya masjid-masjid di Timur Tengah.
Sementara di ke empat sudut bangunan terdapat atap berbentuk limas.
Salah satu bentuk rumah adat di Palembang, berwarna hijau.
Masjid Cheng Hoo Palembang juga dikenal dengan nama Masjid Sriwijaya.
Masjid yang berlokasi di kawasan Kecamatan Jakabaring Palembang Provinsi Sumatera Selatan ini mampu menampung jemaah sekitar 600 dan berlantai 2.
Masjid dilengkapi dua menara serupa pagoda berwana merah, yang masing-masing diberi nama “Habluminallah” (hubungan manusia dengan Allah) dan “Hambluminannas” (hubungan dengan sesama manusia).
Kedua menara itu punya lima tingkat yang melambangkan salat lima waktu dalam sehari.
Tinggi menara mencapai 17 meter, simbol dari jumlah rakaat yang harus dikerjakan setiap Muslim dalam sehari.
Masjid Cheng Ho punya desain arsitektur unik.
Memadukan unsur-unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Cina dan Arab.
Masjid yang dibangun di atas tanah 5.000 meter persegi ini berada di sebuah kompleks perumahan kelas menengah.
Menara di kedua sisi masjid meniru klenteng-klenteng di Cina.
Dicat warna merah dan hijau giok.

Fungsi Masjid
Fungsi Masjid Cheng Hoo Palembang tak hanya sekadar tempat ibadah.
Masjid ini menghelat kegiatan-kegiatan agama dan kemasyarakatan dan telah menjadi sebuah tujuan wisata yang
menarik para pengunjung.
Masjid ini mulai digunakan sejak Agustus 2008 silam.
Tidak ada pembatas yang memisahkan jemaah laki-laki dan perempuan di dalam masjid.
Laki-laki salat di lantai pertama, sedang perempuan di lantai kedua.
Di lingkungan masjid ini ada sebuah rumah atau mimbar kecil buat imam.
Kemudian ada sebuah kantor, sebuah perpustakaan, dan sebuah ruang serbaguna.
Dapatkan berita terkait dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.