Berita Palembang

Penyesalan Keluarga Pasutri yang Meninggal Kecelakaan di Palembang, Korban Lambat Ditangani

Musibah kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Residen H Amaluddin, kawasan Simpang Dogan, Palembang pada hari Minggu (22/1/2023)

Penulis: Mita Rosnita | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Mita Rosnita
Wakil walikota Palembang Fitrianti Agustinda saat menemui keluarga korban kecelakaan maut Simpang Dogan Palembang di RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Rabu (25/1/2023) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Musibah kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Residen H Amaluddin, kawasan Simpang Dogan, Palembang pada hari Minggu (22/1/2023) lalu hingga kini masih menyisakan duka mendalam bagi kerabat korban.

Kecelakaan yang menewaskan pasangan suami istri Syafrullah (33) dan Nindia (31) dan menyebabkan putri tunggal mereka Dania seorang bayi berusia delapan bulan mengalami kritis di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Mohammad Hoesin itu membuat keluarga terpukul.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Walikota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda usai melakukan komunikasi secara langsung bersama salah satu pihak keluarga di RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Rabu (26/1/2023).

"Jadi sampai sekarang pihak keluarga masih sangat sedih dan terpukul, tadi saya sendiri sudah bertemu dengan nenek si bayi ini dan ada beberapa hal yang disampaikannya kepada kami," katanya kepada Sripoku.com

Berdasarkan pertemuan tersebut, nenek Dania sekaligus ibunda dari Nindia sempat mengatakan kepada Fitri bahwa pada saat dievakuasi menuju ke rumah sakit terdekat, anaknya itu masih dalam keadaan sadar dan masih bernafas.

Hanya saja karena penanganan yang dinilai lamban oleh keluarga korban dan harus melaui proses rujukan yang cukup memakan waktu, akhirnya Nindia menghembuskan nafas terakhir dalam perjalan menuju ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang.

Bahkan dalam keterangan lain, korban sendiri tidak mendapatkan pelayanan fasilitas mobil ambulans dari rumah sakit yang pertama kali dikunjungi oleh korban bersama dengan salah seorang warga sekitar. Korban pun diakui oleh kerabat hanya dibawa menggunakan mobil pick up menuju ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang.


"Jadi sebelumnya korban ini sempat dibawa ke rumah sakit terdekat bukan RSMH tapi rumah sakit yang lain, memang kondisinya darurat dan karena alasan keterbatasan alat dan dokter akhirnya korban dirujuk ke sini," ujarnya.

Pada saat dievakuasi, lanjutnya, memang ada keterlambatan sehingga si korban yang tadinya masih bisa diselamatkan karena katanya masih bernafas justru karena ambulan tidak disiapkan akhirnya meninggal di perjalanan. 

Menanggapi hal ini, Fitrianti nantinya akan melakukan penelusuran kembali mengenani pelayanan di rumah sakit itu dan akan dievaluasi sembari menunggu pemulihan dan kabar terbaru dari Dania yang saat ini masih melakukan perawatan intensif di RSUP Mohammad Hoesin Palembang akibat pendarahan yang terjadi pasca kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya itu.

"Tapi sekarang kami akan fokus dulu pada masalah anak ini kalau memang sudah normal dan dapat dilakukan operasi baru akan kita gali lagi informasi seperti itu," lanjutnya.

Kedepan Fitri menegaskan kepada seluruh pihak rumah sakit yang ada di Palembang agar dapat melakukan pelayanan dengan segera pada saat menerima pasien kritis, tidak ada perlakuan berbeda antara masyarakat dengan golongan ekonomi menjadi prioritas yang harus dipegang teguh oleh setiap rumah sakit.

"Saya berharap untuk rumah sakit dimanapun agar dapat optimal dalam memberikan pelayanan, jangan hanya karena ini pemegang KIS sehingga perlakuannya berbeda, karena tujuannya didirikan rumah sakit adalah untuk melayani dan memberikan yang terbaik untuk masalah darurat," pungkasnya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved