Profil Try Sutrisno, Anak Sopir Ambulans yang Menjadi Wakil Presiden Dampingi Soeharto
Inilah selengkapnya profil Tri Sutrisno matan Wakil Presiden RI ke-6 yang terbaring sakit, ternyata pertama kali kenal Soeharto ketika di Sulawesi.
Penulis: Melati Putri Arsika | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Berikut ini profil Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia.
Banyak yang belum mengetahui profil Try Sutrisno yang pernah berkorban untuk kemajuan Indonesia.
Inilah selengkapnya profil Try Sutrisno yang akan membahas soal data pribadi dan karir yang dijalani.
Baca juga: Sosok Mayjen Kunto, Putra Wakil Presiden Try Sutrisno Calon Kuat Pangkostrad Pesaing Mantu Luhut

Nama Try Sutrisno kembali menjadi perbincangan hangat setelah beredar kabar duka bahwa ia meninggal dunia.
Kabar tersebut disebarkan lewat grup WhatsApp dan langsung dibantah Kepala RSPAD Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya.
Diketahui kondisi Try Sutrisno saat ini terbaring sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Hadirnya kabar hoaks Try Sutrisno meninggal dunia membuat banyak publik yang penasaran dengan sosok Wakil Presiden ke-6 ini.
Lantas seperti apa sih profil Try Sutrisno ini? Simak Artikel di bawah ini.
Melansir dari websit resmi Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), Try Sutrisno menjabat sebagai wakil presiden ke-6 pada zaman Soeharto.
Ia menjadi salah satu Wakil Presiden Indonesia yang berasal dari golongan Militer.
Menjabat sejak 11 Maret 1993 - 10 Maret 1998. Saat itu, Try Sutrisno menduduki kursi Sudharmono yang turun dari tahta wakil presiden.
Jauh sebelum itu, pria kelahiran Surabaya 15 November 1939 ini terlahir dari keluarga yang sederhana.
Ayahnya bernama Subandi yang bekerja sebagai sopir ambulans. Sementara sang ibu, Mardiya hanya menjadi ibu rumah tangga.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Try Sutrisno harus pindah dari Surabaya ke Mojokerto karena Belanda kembali datang sebagai koloni Indonesia.
Kehidupan Try Sutrisno banyak dihabiskan bersama sang ayah ketika bekerja sebagai petugas medis Batalyon Angkatan Darat Poncowati.