Breaking News

Kisah Sedih WNI yang Jadi Pemetik Buah di Inggris, Sudah Berhutang Puluhan Juta tapi Gajinya Kecil

Alih-alih kekayaan yang diharapkan, Agung bahkan sampai melewatkan makan hanya untuk mengumpulkan uang demi mencoba membayar hutang.

Photo by Zen Chung
FOTO ILUSTRASI -- Beberapa warga Negara Indonesia (WNI) ternyata merugi puluhan juta setelah berhutang dengan perantara demi mendapatkan gaji tinggi dengan bekerja di Inggris/ 

Alih-alih kekayaan yang diharapkan, Agung bahkan sampai melewatkan makan hanya untuk mengumpulkan uang demi mencoba membayar hutang.

“Saya mentransfer hampir semua uang yang saya peroleh ke Indonesia,” katanya.

“Kadang-kadang saya tidak punya cukup makanan untuk saya karena yang bisa saya pikirkan hanyalah saya harus membayar hutang saya,” tambah Agung.

FOTO ILUSTRASI -- Salah seorang WNI yang bertugas di Masjidil Haram.
FOTO ILUSTRASI -- Salah seorang WNI yang bertugas di Masjidil Haram. (Tangkap layar YouTube Faiz Slamet)

===

Pada September, Agung diberhentikan karena mendapat tiga peringatan karena dianggap terlalu lambat.

Selama dua bulan bekerja, Agung hanya menghasilkan sekitar 1.500 pound Britania (sekitar Rp28,6 juta).

“Keluarga saya sangat membutuhkan uang. Apa yang saya dapatkan tidak cukup untuk membantu mereka,” kata dia.

Selama bekerja, Agung membayar transportasinya sendiri ke kota Kent dan mulai bekerja memetik apel di pertanian lain.

Namun pada awal November pekerjaan itu terhenti karena sudah tidak ada lagi buah yang bisa dipetik.

Dia kemudian pindah ke London dengan seorang teman dan berhasil menyewa kamar untuk tempat tinggal sementara.

Agung mengaku sempat memiliki pertimbangan apakah akan mengambil risiko berkecimpung di pasar gelap atau terbang pulang kembali ke Indonesia lebih awal.

Dia mengatakan dia masih berutang lebih dari 1.700 pound Britania (Rp32,4 juta) di rumah dan dikenakan bunga 3 persen sebulan.

“Saya merasa beberapa perlakuan sangat tidak adil. Tidak ada lagi pekerjaan tapi kami masih terlilit hutang,” ucap Agung.

===

Ross Mitchell, direktur pelaksana Castleton Fruit, mengatakan bahwa perkebunan tersebut memiliki prosedur disipliner, seperti yang dilakukan semua pemberi kerja.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved