Berita Lahat
Bantuan Cair Dipenghujung Tahun, Kantor Pos di Lahat Diserbu Masyarakat Penerima Manfaat
Sejumlah bantuan kembali cair di penghujung tahun ini. Mulai dari BLT-BBM tahap 2, BPNT sembako dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap 4.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, LAHAT - Kantor pos yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lahat, mulai dipenuhi ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sejumlah bantuan kembali cair di penghujung tahun ini.
Mulai dari bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT)-BBM) tahap 2, BPNT sembako dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap 4.
Koordinator PKH Lahat, Dani Setianto mengatakan, bantuan ini diberikan kepada 31.656 KPM di Kabupaten Lahat.
Untuk BLT BBM Tahap 2 (November- Desember) sebesar Rp300 ribu per KPM.
BPNT sembako (Oktober, November, Desember) sebesar Rp600 ribu per KPM.
Sedangkan PKH tahap 4, besarannya sesuai kategori PKH valid dalam keluarga.
"Dibagikan sekaligus. Data 31.656 KPM itu, sudah merangkum jumlah seluruh penerima bantuan. Ya ini bantuan terakhir tahun ini," terang Dani, Jumat (25/11/2022).
Kecamatan Lahat jadi penerima bantuan tertinggi mencapai 4.030 KPM.
Kemudian Kikim Timur 2.315 KPM, Merapi Barat 1.956 KPM, Jarai, 1.813 KPM, Kikim Selatan 1.696 KPM, Tanjung Sakti Pumi 1.567 KPM dan Mulak Ulu 1.558 KPM.
Selanjutnya Pagar Gunung 1.481 KPM, Merapi Timur 1.476 KPM, Kota Agung 1.252 KPM, Pajar Bulan 1.249 KPM, Pseksu 1.149 KPM
Kemudian Kecamatan Gumay Talang 1.122 KPM, Tanjung Sakti Pumu 1.100 KPM, Tanjung Tebat 1.167 KPM, Merapi Selatan 1.065 KPM dan Kikim Barat 960 KPM.
Adapun Lahat Selatan 841 KPM, Pulau Pinang 734 KPM, Sukamerindu 697 KPM, Kikim Tengah 659 KPM, Muara Payang 641 KPM, Mulak Sebingkai 614 KPM dan Kecamatan Gumay Ulu 514 KPM.
"Per KPM ada yang dapet seluruh bantuan, ada juga yang hanya dapat BLT BBM dan BPNT, ada juga KPM hanya dapat BLT BBM," jelasnya.
Ditambahkan, untuk kategori penerima bantuan PKH tahap 4, yaitu balita, ibu hamil, anak sekolah (SD,SMP,SMA), lansia dan disabilitas.
"Untuk tahun depan, kita belum bisa memastikan apakah masih ada atau tidak, apakah datanya berubah atau tidak, karena takutnya ada perubahan kebijakan," pungkasnya.