Ancaman Resesi Ekonomi Tidak Perlu Ditakuti Berlebihan
Ancaman resesi ekonomi kali ini lebih disebabkan karena bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem
Investasi. Investasi pun mengalami hambatan, investasi kini terbilang lamban bahkan stagnan bahkan ada unit usaha yang nilai investasinya lumayan besar colaps karena pandemi covid 19 dan karena kondisi ekonomi belum kondusif. Sehingga investasi yang sudah ada ini harus benar-benar dipertahankan jangan sampai terjadi capital flight, jangan sampai investasi yang sudah ditanam di negeri ini dibawak lari alias pindah ke negara lain.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Walaupun demikian, investasi saat ini ini masih dapat diandalkan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, karena Indonesia memang mempunyai potensi yang baik ditambah adanya faktor pendukung investasi, seperti iklim investasi yang baik dan adanya kemudahan dalam berinvestasi. Diharapkan dengan usainya pandemi covid 19 ini investasi akan kembali bergairah di negeri ini.Kemudian investasi yang masuk harus didorong untuk menggerakkan sektor yang produktif dan mendatangkan nilai tambah yang tinggi serta cepat kembali.
Ekspor. Ekspor pun demikian, sebelum pendemi covid 19 pun kinerja ekspor Indonesia lamban, walaupun ada kenaikan tetapi tidak signifikan. Ditambah lagi adanya pandemi covid 19 ini, dimana negara tujuan ekspor Indonesia pun mengalami hal yang sama, karena semua negara tujuan menghadapi pandemi covid 19, sehingga ekspor Indonesia ikut terganggu. Padahal untuk meningkatkan devisa, kita harus menggenjot ekspor, sementara ekspor kita terganggu karena pandemi covid 19. Devisa ini untuk membayar utang negara yang semakin membesar tersebut.
Untuk itu, karena ekspor sebagai sumber devisa belum bisa digenjot, maka dalam tempo dekat ini setidaknya kita jangan memperbesar utang, sebaliknya kita harus mengansur utang agar beban bunga tidak terus membesar.
Untuk mengantisipasi resesi ekonomi, Indonesia harus melakukan lima (5) hal, yakni; negeri ini harus mempunyai dana darurat yang lebih besar, wajib memiliki ansuransi (yang betul-betul aman), pastikan memiliki cash flow yang sehat dan baik, hindari utang konsumtif jangka panjang, dan harus memiliki penghasilan tambahan (CNBC, 11 Oktober 2022). Kemudian beberapa langkah antisipasi lain yang harus kita lakukan, seperti terus mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijakan agar aktifitas ekonomi tetap berjalan dan eksis walaupun ditengah ancaman resesi ekonomi tersebut.
Terakhir, yang tidak kalah pentingnya adalah pemerintah harus secepatnya mengambil kebijakan strategis dan sedapat mungkin menghindari kebijakan yang membuat pasar “gelisah/gaduh”, seperti kebijakan kenaikan BBM bersubsidi alias mengurangi subsidi BBM tersebut. Selamat berjuang!!! (*)
