Berita OKU
Curhatan Hati, di Pasar Emak Gagasan Eva Buka Peluang Ekonomi Pasca Covid-19,
Berawal dari curhatan (curahan hati) ibu-ibu yang mengeluhkan kesulitan ekonomi pasca melandainya Pandemi Covid-19.
Penulis: Leni Juwita | Editor: bodok
SRIPOKU.COM, BATURAJA - Berawal dari curhatan (curahan hati) ibu-ibu yang mengeluhkan kesulitan ekonomi pasca melandainya Pandemi Covid-19.
Semua orang terdampak, tapi para emaklah yang paling merasakan sulitnya mengatur kebutuhan rumah tangga akibat 2 tahun lebih terkungkung virus corona.
Curhatan para emak mengusik pikiran Eva Susanti SIP MSi yang juga mengalami keperihatian yang kurang lebih sama dengan para ibu lainnya.
Dosen Fisip Universitas Baturaja ini siap menjadi wadah pemikir para emak-emak, menampung keluh kesah dan tergerak hatinya mencarikan solusi.
Lalu munculah ide untuk membuka “Pasar Emak” pasar tempat para emak-emak bertransaksi jual beli kebutuhan dengan harga murah khususnya kuliner.
Wanita kelahiran Baturaja 11 Mei 1986 menuturkan, gagaasan membuka Pasar Emak ini dilanjutkan dengan membentuk panitia kecil yang beranggotakan 5 -10 emak-emak.
Panitia kecil berkomitmen untuk membuka Pasar Emak yang menempati lorong depan-depan rumah warga ditata rapi dan bersih.
Sepanjang lorong dipasang tiang tenda yang dipasang ornamen warni dengan atapnya tumbuhan menjalar sehingga menjadi teduh.
Ada juga yang dipasang berbagai ornamen seperti payung mini, dan berbagai ornamen dari daur ulang botol –botol softh drink yang sudah dikreasi.
Ide kretatif para emak-emak Talangjawa ini berhasil menyulap lorong menjadi kawasan cantik dan asri mirip di tempat wisata seperti di Pantai Sengigi Lombok.
Pasar Emak ini berlokasi di Talangjawa Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan.
Menurut Eva, pasar ini awalnya hanya 5 emak yang berjualan, minggu berikutnya menjadi 10 emak dan minggu ke-3 sebanyak 50 emak yang berdagang.
Pembelinya juga sudah melaua s dari seluruh penjuru Kota Baturaja.
Pasar Emask semakin berkembang dan bisa menambah pendapatan keluarga dimasa ekonomi sedang terpuruk.
Pasar Emak ini beroperasi pada hari Minggu mulai pukul 06.00 WIB-pukul 09.00 WIB diawali dengan senam sehat bersama.
Emak-emak yang berjualan tanpa dipungut bayaran hanya berkewajiban membersihkan sampah-sampah sisa dagangan. Hebatnya lagi Pasar “Emak” menjual kuliner harga super murah untuk kuliner khas sarapan pagi harga di kisaran Rp 3000 per porsi – Rp 5000 per porsi.
Ada macam-macam kuliner mulai dari nasi uduk, lontong, nasi goreng, pecel, gado-gado, mie ayam.
Selain kuliner tradisional juga dijual kuliner kekinian jenis sosis bakar dan cemilan anak-anak generasi melenial lainnya.
Semua dibandrol dengan harga paling mahal Rp 5000 per porsi sudah dapat 1 cup air mineral. Makanan yang dijual sehat dan fresh menjadi daya tarik pasar kuliner yang digagas dosen prorgam sturdi ilmu pemerintahan Unbara ini.
Ide cerdas ibu satu anak dalam membidik peluang ekonomi sekaligus solusi belanja sehat dan murah bagi masyarakat khususnya emak –emak ini gaungnya sampai ke seluruh Kota Baturaja.
“Pasar Emak tumbuh dan berkembang serta benar-benar mampu menghasilkan uang tambahan untuk menopang ekonomi keluarga. Multi efek dari kehadiran Pasar Emak, mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan, tempat wisata kuliner baru murah meriah. Wilayah Talangjawa menjadi ramai," ungkapnya.
Pasar Emak ini mendapat respon dari pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu baik Bupati OKU maupun Wakil Ketua DPRD OKU langsung datang saat Launching “Pasar Emak”.
Penjabat Bupati diwakili Asisten III Romsom Fitri SH MH meresmikan "Pasar Emak". (eni)
