Mana yang Lebih Hemat Dipakai Memasak, Kompor Gas atau Kompor Listrik ? Ini Jawabannya
Kompor gas dan dan kompor listrik, keduanya memang sama-sama bermanfaat untuk memasak. Tapi secara ppenghematan, mana yang lebih hemat ?
SRIPOKU.COM -- Pemerintah Indonesia tengah gencar mengkampanyekan pengalihgunaan dari kompor berbahan bakar gas LPG menjadi kompor listrik.
Bahkan untuk mendukung hal ini, seperti dilansir dari Intisari, pemerintah Indonesia membagiakan kompor listrik seharga Rp. 1.8 juta kepada beberapa ratusan ribu kepala keluarga.
Bukan tanpa sebab, program konversi ini diharapkan menjadi jalan keluar atas kerugian yang dirasakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) usat melebihnya pasokan listrik PLN, terutama di jaringan Jawa dan Bali.
Program konversi ini pun menimbulkan pertanyaan, manayang sebenarnya lebih hemat jika digunakan memasak, kompor gas atau kompor listrik ?
===
Bila merujuk pada klaim PLN, biaya kompor listrik maupun kompor induksi bisa saja lebih hemat daripada kompor gas elpiji.
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, salah satu kelebihan memasak dengan menggunakan kompor induksi lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor gas elpiji 3 kg.
Penghematan energi yang didapat dengan menggunakan kompor listrik atau kompor induksi diklaim sebesar 10 hingga 15 persen.
“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada 14 September 2022, yang dikutip dari Kompas.com (22/9/2022).
Menurutnya, harga keekonomian dari elpiji 3 kg tanpa subsidi adalah Rp19.698 per kg, sedangkan harga elpiji per kg setelah disubsidi dari pemerintah menjadi Rp4.250 per kg.
Itu berarti, pemerintah memberikan subsidi senilai Rp15.448 per kg atau Rp46.344 per tabungnya.
Angka tersebut belum termasuk ongkos transportasi.
Menghitung rantai pasokan distribusi hingga ke masyarakat, menurut Darmawan, maka harga gas elpiji 3 kg setelah disubsidi pemerintah mencapai Rp5.250 per kg.
Sedangkan, harga keekonomian listrik untuk kompor induksi adalah Rp11.792 per kg ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh.
Dalam uji penelitian yang telah dilakukan, PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp4.550 yang dibayar masyarakat, itu berarti per kalori memasak dibandingkan dengan gas elpiji akan lebih murah Rp700.