Berita Palembang
Ditanya Obsesi Nyagub, DIVA era 80-an Maya Rumantir: Sebenarnya Obsesi Saya Gak Pernah Jabatan
Maya Olivia Rumantir yang telah dua periode menjadi senator ini saat Kunker Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DPD RI ke Provinsi Sumsel rapat
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: bodok
Dia lalu aktif menelurkan karya berupa album musik pada era 80an.
Beberapa album musiknya di antaranya Hatiku Masih Rindu (1982), Daun-daun Kering (1982), Terlena (1983), Karnamu (1983), Siapakah Dirimu (1983), Bukan Salahku, Bukan Juga Salahmu (1984), Manis di Bibir, Pahit di Hati (1984), dan Mengapa Kau Lakukan (1986). Kemudian pada tahun 2012, dia juga merilis album Indonesia Bersinar, Dunia Bersinar.

Selama berkarier sebagai seorang penyanyi, Maya Rumantir terpilih sebagai Queen of BASF Indonesia dan meraih penghargaan Golden Record untuk penyanyi pop tahun 1985-1986.
Di luar karier menyanyi, Maya Rumantir juga bersinar di dunia modelling, di mana dia berhasil meraih gelar The Best Indonesian Photo Model pada tahun 1988. Dia juga sempat terjun ke dunia akting dan bermain dalam film Nostalgia di SMA (1980) dan Cinta di Balik Noda (1984).
Meski sudah tak muda lagi namun masih terlihat cantik dengan lesung pipi, tetap terlihat modis dengan rambut highlight berkacamata minus, masih saja disapa penggemarnya yang sekadar meminta waktu untuk foto bareng seperti di kantor BPK RI Perwakilan Sumsel kemarin.
"Selalu banyak (yang minta foto bareng). Semuanya deh (tidak hanya kalangan ibu-ibu), bapak-bapak, ibu-ibu. Yang jelas yang pasti kenal, pasti masih semangat yang dulu, senanglah ketemu (penggemar)," kata Maya yang mengenakan kemeja uniform DPD RI warna biru dongker dipadu sepanjang biru tua.
Maya yang mengaku masih ada program tayang di layar kaca mengajak untuk saling mendoakan hidupnya yang sehat supaya terus dipakai Tuhan untuk berbakti kepada kemanusiaan, bangsa dan negara.
"Saya masih ada program-program, tetapi semua misinya kebangsaan untuk bagaimana memberikan semangat kepada semua terutama para pengambil keputusan supaya semakin bijaksana demi kesejahteraan pada masyarakat, bangsa dan negara. Terutama menyelamatkan generasi masa depan bangsa," ucapnya.
Ia memotivasi untuk meningkatkan selalu kualitas agar menjadi andalan bangsa dan negara. Memahami bukan menghafalkan Pancasila, tapi memahami nilai-nilainya.
"Nah seringkali orang hafal Pancasila, tapi berkeperikemanusiaan, keadilan, kebenaran, seperti yang dimaksudkan Pancasila itu Persatuan Indonesia itu kan belum terwujudkan semuanya secara maksimal yang diharapkan," pungkasnya.
Lulusan Master "Bisnis Pendidikan" di University Of America, New Orleans, Louisiana, USA dan Doktor di Bidang Administrasi Masyarakat (Komunikasi Manusia) di Universitas Columbia, Metaire, Louisiana, USA ini menerima 2 gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) yaitu di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dari University Pasific Western, Los Angeles, USA dan di bidang Bussiness Administration.
Maya sudah lama aktif di bidang sosial,antara lain, ia mendirikan Yayasan Maya Bhakti Pertiwi, mendirikan Institut Pengembangan Sumber Daya Manusia (IPSDM) Maya Gita, Mendirikan Komunitas Doa Persahabatan dan Perdamaian (SABDA).
Melalui Yayasan sosialnya tersebut Maya aktif dalam berbagai aktivitas sosial di berbagai daerah Indonesia dan bahkan, aktivitas ini juga membawanya ke beberapa negara untuk masalah kemanusiaan dan perdamaian, seperti Amerika dan Calcutta, India.
Berbagai penghargaan kerap diraih oleh Maya Rumantir, baik di bidang tarik suara maupun sosial, beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh Maya Rumantir, yaitu Menerima penghargaan POSSPARD untuk kepemimpinan Manajerial paling Unggul tahun 1993.
Penghargaan Prestasi Eksekutif Muda tahun 1993, Penghargaan Prestasi Eksekutif Muda tahun 1993, Penghargaan Kebudayaan Indonesia dan Miss Culture tahun 1994 , Penghargaan sebagai Wanita Peduli Lingkungan tahun 1994, The Achievement Award, Business Women tahun 1995, Leadership Achievement Development Award tahun 1995.
Kesadaran Sosial Indonesia dari Lembaga Kesadaran Sosial tahun 2001, Eksekutif dan professional Award tahun 2002, Duta Perdamaian Ambassador for Peace ( Duta Perdamaian ) dari Universal Peace in Consultative Ecosoc, United Nation – New York tahun 2012. (Abdul Hafiz)