Berita Muratara

Pertalite-Solar di SPBU Muratara Sering Kosong, Tapi Banyak Dijual Eceran dengan Harga Tinggi

Ada sekitar 15 kios yang berjualan BBM eceran, baik jenis pertalite maupun solar diseputaran SPBU Rupit.

Editor: Ahmad Farozi
rahmat/ts
Antrean panjang kendaraan yang akan membeli BBM di SPBU Rupit, Kabupaten Muratara, Kamis (1/9/2022). 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Seringnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar kosong disejumlah SPBU di Kabupaten Muratara dikeluhkan para pengendara.

Anehnya, meski BBM pertalite dan solar sering kosong di SPBU, tapi dipenjual eceran seputaran SPBU BBM tersebut selalu tersedia. Hanya saja harganya lebih mahal dibandingkan harga di SPBU.

"Saya sudah beberapa pagi ikut antre (di SPBU hendak beli pertalite), pas mau dekat motor saya ngisi sudah habis, besoknya kosong, terpaksa beli eceran walaupun lebih mahal," kata pengendara, Didi, Kamis (1/9/2022).

Diungkapkan, para pengecer menjual pertalite dengan harga Rp10 ribu per liter bahkan ada yang menyentuh Rp12 ribu per liter di desa-desa yang agak jauh dari ibukota kabupaten.

Padahal, harga resmi BBM jenis pertalite di SPBU hanya Rp 7.650 per liter.

Artinya para pengencer mendapat keuntungan sekitar Rp3.350 - Rp4.350 per liter dari penjualan pertalite eceran tersebut.

"Terlalu tinggi mereka itu ngambil untung. Kita tidak tahu juga bagaimana mereka dapat minyak itu, ini harus diinvestigasi oleh pihak berwenang," katanya.

Pantauan lapangan, disekitaran SPBU Rupit Kabupaten Muratara terdapat banyak kios-kios pedagang BBM eceran.

Ada sekitar 15 kios yang berjualan BBM eceran, baik jenis pertalite maupun solar.

"Dak usahlah nak diurus oi, kami ini nak makan, bukan nak kayo, urusan perut ini ni. Jangan dikit-dikit di koran, kami beli jugo idak nyalahi aturan, kami pakai mobil, bukan jerigen, belinyo jugo sekali antre bukan beulang-ulang melok antre," ujar salah seorang pengecer.

Petugas SPBU Rupit, Hamka mengungkapkan, pasokan solar maupun pertalite yang masuk ke SPBU ini lancar.

"Di SPBU kita masuknya seminggu itu tiga kali, kuota kita cuma delapan ton, baik pertalite maupun solar. Memang cepat habis, sehari habis, itulah kadang besoknya kosong," katanya.

Menurutnya, solar maupun pertalite biasanya tiba di SPBU Rupit pada malam hari. Namun akan diisi ke kendaraan pada esok paginya. Ditegaskan, di SPBU Rupit tidak mengisi BBM pada malam hari.

Soal banyak penjual eceran di sekitaran SPBU Rupit, Hamka mengaku tidak mengetahui darimana para pengecer mendapatkan BBM tersebut.

Dikatakan, SPBU Rupit menjual BBM sesuai aturan, batasannya, serta tidak melayani jerigen, drum, atau mobil bertangki modifikasi.

"Kalau itu tidak tahu kami mereka dapat darimana. Kadang kami kosong mereka tetap ada. Yang jelas kita jual sesuai aturan, ada batasnya, tidak boleh pakai jerigen, drum, apalagi tangki modifikasi," katanya. (rahmat aizullah/ts)

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved