7 BULAN Perang, Elit Kremlin Mulai Panik, Diam-diam Dekati Barat Akhiri Invasi Rusia di Ukraina

Elit Kremlin sangat prihatin tentang kelanjutan rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk invasi Rusia ke Ukraina

Editor: Wiedarto
Mikhail Metzel/KOLAM RENANG/TASS
Presiden Rusia Vladimir Putin. Elit politik di Kremlin mulai panik 7 bulan perang belum berakhir di Ukraina. Mereka khawatirkan dampak buruk sanksi ekonomi Barat dan Eropa. 

SRIPOKU.COM, WASHINGTON--Setelah 7 bulan perang di Ukraina masih tetap berlangsung. Sanksi ekonomi yang diterapkan Barat dan Eropa terus berlanjut. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak buruk terhadap Rusia

Tak ingin larut dalam kondisi ini, seorang pejabat senior Rusia telah mendekati diplomat dan kepala intelijen Barat dalam upaya untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina. Sumber itu dikatakan mengklaim bahwa sebagian besar elit Kremlin sangat prihatin tentang kelanjutan rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk invasi Rusia ke Ukraina, dan khawatir dengan luasnya dampak sanksi yang dikenakan oleh Barat sebagai tanggapan.

"Seorang perwakilan lingkaran dalam Putin mengirim sinyal tentang keinginan untuk bernegosiasi," menurut sebuah dokumen, yang konon diedarkan ke badan-badan intelijen Barat dan dilihat oleh The Mirror, sebagaimana dilansir dari Daily Mail pada Senin (15/8/2022). “Suasana elit Kremlin panik.”

Tidak jelas anggota pejabat tinggi Kremlin mana, yang kemungkinan telah merusak rencana Putin. Tetapi dokumen itu diduga menggambarkan orang dalam itu sebagai "pilar rezim" di Rusia. Menanggapi kabar tersebut, diplomat Ukraina mengaku tidak terkejut mendengar bahwa pejabat tinggi Kremlin berusaha terhubung dengan badan-badan intelijen Barat di belakang Putin.

"Sering terjadi seperti pada tahap penutupan Perang Dunia Kedua, bagaimana para pejabat di pihak yang peduli dengan masa depan mereka membuat pendekatan (diam-diam) untuk memastikannya," kata sumber itu kepada The Mirror.


Jika seorang politisi terkemuka di Moskwa secara terbuka menyatakan keinginan untuk perdamaian di Ukraina atau mengkritik Putin, hidup mereka akan berada dalam bahaya besar bersama dengan keluarga mereka.

Sebelumnya pada Maret, Anatoly Chubais, mantan wakil perdana menteri yang mengawasi transformasi Rusia dari komunis ke ekonomi kapitalis, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan khusus Putin untuk organisasi internasional. Pejabat tinggi Rusia itu juga memilih meninggalkan negaranya untuk tinggal di pengasingan sebagai protes atas perang tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved