Berita Selebriti

Maia Estianty Blunder, Jejak Digital tak Berempati Korban Insiden KM 50 Tol Cikampek Terkuak

Pernyataan Maia Estianty soal alasan merisak (bullying) dan berkomentar jahat di media kini jadi senjata makan tuan.

Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
YouTube/Axel Matthews Thomas
Maia Estianty saat tampil pada konten Youtube Axel Matthews Thomas, Minggu (24/7/2022). Maia Estianty Blunder, Jejak Digital tak Berempati Korban Insiden KM 50 Tol Cikampek Terkuak. 

Khususnya saat banyak yang menuding konten podcast-nya dengan anak komedian Sule, Putri Delina, jadi penyebab perceraian sang ayah dengan Nathalie Holscher. 

Namun pada kenyataannya, Maia Estianty sudah memastikan bukan dia penyebabnya setelah menanyakan langsung kepada Sule, Nathalie Holscher, Putri Delina. 

Baca juga: Cara Romantis Dul Jaelani Putra Bungsu Maia Estianty Beri Hadiah ke Tissa Biani yang Ulang Tahun

Penjelasan Maia Estianty terkait alasan betapa mudah orang merisak dan berkomentar jahat di media sosial.
Penjelasan Maia Estianty terkait alasan betapa mudah orang merisak dan berkomentar jahat di media sosial. Maia Estianty Beberkan Alasan Orang Mudah Bully dan Komentar Jahat di Media Sosial: Latah . (Instagram/maiaestiantyreal)

 

Ibu tiga anak itu menjabarkan beragam alasan seseorang mudah merisak ataupun berkomentar jahat di media sosial.

Pertama-tama, biasanya karena latah ikut merisak tanpa tahu duduk perkara sebenarnya.

Lalu si pengguna memakai akun palsu yang tidak dikenal sambil mencari kegiatan.

Selain itu, menganggap perbuatan merisak itu biasa dan kurangnya pendidikan dari perisak jadi alasan selanjutnya.

"Tanpa melihat peristiwa utuh nya, tanpa mengetahui peristiwa apa yang mengawali kejadian tersebut, tapi ikut2an nge bully karena bereaksi aja," katanya,

Seterusnya, Maia Estinaty menambahkan alasan lain.

Misalkan kurangnya rasa empati kepada pengguna media sosial lain, sensasi yang diperoleh tukang risak, beserta perasaan rapuh, lemah, dan belum dewasa seseorang.

Umumnya seorang perisak punya ego untuk menyakiti yang lain, beriring rasa marah dan sakit hati dengan keadaannya sehingga perlu mencari cara membalaskan dendamnya.

Sayangnya, cara membalaskan dendam si pelaku ya dengan merisak.

"10. Marah dan sakit hati dengan keadaan dia, sehingga dia perlu balas dendam dengan cara nge bully orang lain," katanya lagi

Sebagai penutup dia menulis, seorang perisak itu sejatinya pengecut yang takut menghadapi sang korban risakan dan cari hiburan.

"Apalagi hayo? Lanjutkan!" imbuhnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved