Berita Palembang

BUMN Siap Dukungan Ketahanan Pangan di Sumbagsel

Seminar Nasional Jilid 3, Membangun Aglomerasi Sumbagsel Tingkat Provinsi untuk Nusantara-untuk Indonesia telah diadakan Masyarakat Profesional

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Handout
Suasana seminar Nasional Jilid 3, Membangun Aglomerasi Sumbagsel Tingkat Provinsi untuk Nusantara-untuk Indonesia telah diadakan Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel) di Ballroom Novotel Palembang, Minggu (20/6/2022). 

"Namun memang kita sadari rasio yang ada masih ada ribuan desa belum teraliri listrik, karena berbagai kendala seperti di daerah perairan dan lain-lain. Tapi kita akan coba untuk menyelesaikan permasalah yang ada," katanya
 
Ia pun menjelaskan, program untuk mendukung ketahanan pangan ada tiga sekema yaitu pembangunan jaringan listrik pertanian, penggunaan peralatan pertanian elektrik seperti pompa air, traktor dan lain-lain.

Lalu integrasi IOT dengan pertanian seperti smart farming, smart agloculture dan lain-lain.

Lalu Dirut PT Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, Telkom siap memperluas jaringan dan Telkom membangun agree untuk ekosistem agrikultur Indonesia. 

"Agree adalah platfon digital enabler yang menghubungkan seluruh stakeholder ekosistem agrikultur di Indonesia, termasuk pertanian. Terkait permintaan Gubernur Sumsel kami siap bekerjasama untuk mempersiapkan satelit, silakan ajukan proposalnya," katanya

Menurut Ririek, sektor pertanian sangat penting bagi Indonesia. Maka pemanfaatan teknologi dan digitalisasi sangat diperlukan untuk mendorong sektor pertanian yang lebih baik. Untuk itu diperlukan satu data pertanian.
 
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, BUMN harus menjadi ekosistem bersama-sama tidak berdiri sendiri, tetapi tentunya dengan pemerintah daerah, swasta dan siapapun yang ingin memastikan kedaulatan Indonesia.

"Sebagai bangsa yang besar jangan terus menerus selalu jadi penonton dari perekonomian dunia. Dengan situasi dunia yang tidak pasti, terlebih pangan sebuah keharusan," katanya.

Menurutnya, 273 juta penduduk Indonesia perlu makan. Tanah yang subur, laut yang besar, sumber daya alam yang luar biasa ini anugerah yang sayang kalau panas-panas tidak sejuk-sejukan.

Berdasarkan data-data yang ada, setelah situasi global naiknya luar biasa.

Seperti pupuk naik 156 persen, karena bahan bakunya masih impor seperti P (fosfat) dan K dari KCL.

Pupuk bisa digunakan pupuk jenis lain tanpa P dan K memang tidak mudah tapi harus dicari. 

Lalu biji-bijian naik 111 persen, minyak nabati naik 91 persen.

Tentu ini menyeramkan, lalu pertanyaannya kapan turun?  Bahkan ada 14 Negera sudah mendaftar, dan ingin menyetop hasil pangan mereka. 

"Kalau bicara tentang Sumsel Mandiri Pangan, kami di BUMN bicara kedaulatan pangan, sama artinya. Tetapi kita harus bicara yang benar-benar terdata bukan hanya wacana tanpa implementasi," cetusnya.

Menurut Erick Thohir yang merupakan dulur kito Wong Sumbagsel, asal Gunung Sugih Lampung Tengah, 
yang harus dibicara ekosistem pangan yang terintegrasi. Sapa yang produksi dan siapa yang offtaker. 

"Kita ada program MAKMUR, memang kita fokus baru di padi, jagung dan tebu. Ini terobosan luar biasa, dengan luasan lahan lebih 200 rb. Kalau mau lebih dari itu perlu keterlibatan pihak lain," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved