Berita Palembang

Kadisdag Sumsel Lihat Dampak Positif Dicabutnya Subsidi Minyak Goreng Curah

Dampak positifnya dengan dicabutnya subsidi ini administrasi tidak ruwet lagi. Kalau dulu mesti distributor satu, distributor dua, dan pengecer.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Oki Pramdani
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel saat sidak minyak goreng di pasar tradisional, Sabtu (12/1/2022).   

 

Tidak lagi diperlukan distributor dua dan tiga. 


"Dengan dicabutnya per 31 Mei 2022 ini, maka justru migor curah itu lebih banyak.

 

Karena tiga produsen kita memproduksi sangat banyak minyak curah ini. 


Kemarin kan terkendala pada distribusinya dan subsidinya. Nah sekarang subsidi sudah tidak ada lagi.

 

Mereka bebas saja mengirimkan barang-barangnya itu," jelas mantan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan


Seperti diketahui migor curah ini pangsa pasarnya rumah tangga dan UMKM para pedagang kecil yang mengkonsumsinya.

Kalau masyarakat menengah ke atas umumnya dikarenakan migor kemasan. 

 

Rizali yang sebelumnya menjabat Karo Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Sumsel mengaku dari data yang ada saat ini untuk produksi minyak curah di Sumsel ini cukup banyak, hampir 10 ribu ton per bulan.

Sedangkan kebutuhan di Sumsel antara 6 ribu ton hingga 7 ribu ton. Jadi secara teori lebih banyak. 


Menurut Rizali dengan dicabutnya subsidi ini tidak begitu dipermasalahkan dan justru memotong mata rantai tadi dan lebih luwes. Memang harganya lebih tinggi. 


"Kalau tadi HET Rp 14 ribu per liter, maka ini sekitar Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu," katanya. 

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved