ANAK Kuli Bangunan 'Dilamar' 7 Universitas dari 3 Benua, Kuliah dengan Biaya Negara
Mardiyono mengisahkan, sejak kecil anaknya itu memang lebih senang membaca ketimbang bermain dengan anak seumurannya.
Selama SMP, Ardian selalu bangun sebelum Subuh.
Setelah salat tahajud, ia membaca-baca buku.
Selain buku pelajaran, berbagai buku bacaan seperti novel dia lalap untuk memenuhi dahaganya membaca.
Sementara itu, Insani guru agama Ardian sewaktu SD mengatakan Ardian merupakan sosok siswa berprestasi sekaligus siswa yang taat dalam beragama.
Dia pun melihat anak didiknya itu tak pernah meninggalkan sholat Dhuha.
"Apalagi saat jelang ujian dulu. Saya tanya, ternyata selain sholat Dhuha, Hafidz (sapaan Ardian) juga sholat malam juga," ungkapnya.
Jadi Rebutan
Nama Ardian Hafidz Annafi, remaja Boyolali menjadi perbincangan hangat karena prestasinya yang luar biasa.
Bagaimana tidak, remaja usia 18 tahun itu diterima di tujuh kampus kenamaan dunia.
Ketujuh kampus tersebut tersebar di Kanada, Selandia Baru, dan Australia, mulai dari University of Toronto, University of British Columbia, The University of Western Australia, Wageningen University, University of Otago dan Curtin University, dan Victoria University of Wellington
Beberapa kampus itu menempati peringkat top 100 dunia versi QS World University Rankings (WUR).
Ardian merupakan siswa sekolah unggulan SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, sekolah asrama milik TNI AU.
Sekolah ini mirip seperti SMA Taruna Nusantara di Magelang yang dimiliki TNI AD.
Dikutip dari TribunSolo.com, Ardian tinggal di Dukuh/Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali.
Ia bukan anak orang kaya.
Ayahnya bernama Mardiyono (48) merupakan tukang bangunan.
Sedangkan ibunya, Yuni Puji Astuti (43) punya usaha jasa laundry di rumahnya.
Prestasi yang ditoreh anak pertamanya itu membuat pasutri itu terharu.