Berita Sumsel

Hewan Liar di OKI Dipasang GPS Collar, Kepala BKSDA: Alat untuk Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) bersama pihak terkait melaksanakan pemasangan GPS Collar pada dua kelompok gajah lia

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/BKSDA
Sejumlah Mahout (pawang) memasangkan kalung GPS (GPS Collar) pada leher seekor Gajah Sumatra  liar di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran, Kabupaten OKI Provinsi Sumsel. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) bersama pihak terkait melaksanakan pemasangan GPS Collar pada dua kelompok gajah liar di Kantong Habitat Sugihan - Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata mengatakan, bahwa langkah ini merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektifitas penggunaan ruang (jalur jelajah) yang kajian studi ilmiahnya sudah dilakukan bersama salah satu unit usaha APP Sinar Mas, PT OKI Pulp & Paper Mills dan juga mitra pemasok APP Sinar Mas, PT BAP (Bumi Andalas Permai) serta PJHS (Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa) dengan asistensi FKGI (Forum Konservasi Gajah Indonesia). 

"Ini adalah aksi konkret dalam meningkatkan upaya konservasi insitu untuk melestarikan gajah sumatera yang merupakan satwa prioritas terancam punah di Provinsi Sumatera Selatan," kata Ujang, Minggu (15/5/2022)
 
Menurutnya, proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada dua kelompok gajah telah berlangsung sejak April 2022, melalui tahapan survey keberadaan kelompok gajah target, pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak.  

Apresiasi disampaikan kepada para pihak atas dukungan upaya monitoring keanekaragaman hayati, khususnya keberadaan gajah liar di wilayah konsesi, yang menjadi bagian dari keseluruhan kantong habitat gajah Sugihan-Simpang Heran.

"Upaya tersebut memang merupakan kewajiban bagi setiap pemegang konsesi sebagai bagian dari Corporate Biodiversity Responsibility," katanya.
 
Sementara itu, Ketua PJHS Syamsuardi menjelaskan, GPS Collar adalah salah satu alat yang digunakan untuk mitigasi konflik gajah dan manusia. 

"Setelah gajah dipasangkan GPS Collar kita dapat mengetahui pergerakan gajah sebagai salah satu early warning system, dengan adanya informasi ini kita dapat melakukan antisipasi apabila gajah bergerak pada areal yang memiliki potensi konflik," kata Syamsuardi. 

Syamsuardi turun langsung bersama tim memantau keberadaan kelompok gajah bahwa terdapat tiga kelompok di wilayah PT BAP dan PT KEN sebagai bagian dari Kantong Habitat Gajah Sugihan - Simpang Heran yang menjadi target kelompok yang akan dilakukan pemasangan GPS Collar

Kelompok tersebut terpantau berada di koridor gajah sumatera Distrik Simpang Heran PT BAP.

Di areal ini memang sudah menjadi jalur gajah (home range) mereka, tanpa pernah ada permasalahan baik dengan masyarakat maupun lingkungan di dalamnya.

Lokasi tersebut juga cukup mudah diakses sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan pemasangan GPS Collar.
 
"Selain akses yang cukup mudah, karakter kelompok gajah tersebut berperilaku tidak agresif (tenang) terhadap interaksi dengan manusia dengan catatan masih dalam jarak aman (minimal 40 meter), bahkan ada masyarakat yang sedang memancing berseberangan dengan kelompok gajah liar tentunya ini menunjukan kepada kita keharmonisan kehidupan antara gajah liar yang dapat berdampingan ketika kita mau berbagi ruang," kata Syamsuardi.
 
Sedangkan Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas Jasmine NP Doloksaribu mengatakan, APP Sinar Mas mendukung Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan serta turut berperan aktif menjadi bagian dari program human-elephant co-existence serta pengembangan inovasi teknik mitigasi konflik antara manusia dan gajah Sumatera yang adaptif di luar kawasan konservasi.
 
"Kegiatan kolaborasi program early warning system melalui pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat semakin memudahkan kita dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara Manusia-Gajah beserta strategi aksi konservasinya," kata Jasmine.
 
Tim pemasangan GPS Collar ini beranggotakan orang-orang yang berpengalaman dalam penanganan gajah liar dari BKSDA Sumsel dan didukung oleh Dokter Hewan, Forum Komunikasi Mahout Indonesia,  unsur APP Sinar Mas, PT BAP, PT KEN, Tim PJHS dengan asistensi FKGI.

 

 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved