Ust Muharror Khudlori Sebut Banyak Pondok Pesantren di Indonesia Abaikan Kitab Kuning
Banyak pondok pesantren di Indonesia saat ini tidak lagi mempelajari dan mendalami naskah-naskah kuno alias kitab kuning yang diajar ulama terdahulu.
Penulis: Husin | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Banyak pondok pesantren di Indonesia saat ini tidak lagi mempelajari dan mendalami naskah-naskah kuno alias kitab kuning yang diajar ulama terdahulu.
Akibatnya, menyebabkan pemahaman ilmu keagamaan di kalangan santri menjadi terbatas.
Pesantren saat ini lebih banyak fokus kepada santrinya kemampuan berbahasa (Arab dan Ingris) dan hafalan Alquran.
Hal inilah menjadi keprihatinan Ust Muharror Khudlori sehingga ia pun membuat metode Arbain sehingga santri tidak butuh lama untuk bisa membaca kita kuning.
Hal itu diungkapkan Ust Muharror Khudlori saat menjadi pembicara Workshop Cara Cepat Baca Kitab di Ponpes Kampoeng Tauhid Sriwijaya Jalan Palembang-Inderalaya Km 24 Desa Talang Pengeran, Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Tahun 2022, Kamis (10/3/2022).
"Ada pesantren yang tidak mengajarkan kitab kuning. Padahal, naskah-nakah lama banyak mengandung ilmu, mulai Fiqh, Tauhid, filsafat dan lain-lain," katanya.
Hal itu disebabkan, pertama belajar kitab kuning masih menggunakan metode lama sehingga butuh waktu lama untuk pembelajari kitab kuning, khusunya menyangkut ilmu nahu, sorof dan lughoh yang menjadi kunci untuk membaca dan memahami kitab kuning (hurup arab gundul) akibatnya tidak menarik minat santri, selain itu kurangnya SDM yang menguasai kitab kuning, khususnya di kalangan pesatren.
Menyadari hal itu, ungkap Ust Muharror, diperlukan metodelogi yang bisa mengakselerasi proses belajar kitab kuning lebih mudah, cepat dan disukai kalangan santri.
"Santri pintar berbahasa Arab memang dibutuhkan, begitu santri yang hafal Alquran, tetapi paling penting adalah santri bisa membaca kita kuning sehingga ilmu lebih mantap dan paham ilmu keagamaan," katanya.
Penyusun Metode Arbain ini, tampil secara totalitas mulai jam 09.00-16.30 dihadapan pengelola pesantren asal Ogan Ilir, OKI, Muaraenim dan OKU Timur yang sengaja datang untuk belajar.
Ust Muharror memberikan materi secara aktif learning dan mudah dipahami. Secara umum para peserta sudah dapat memahami dan mempraktekkan Metode Arbain di pesantren atau lembaga masing-masing.
Para peserta menyampaikan bahwa Metode Arbain cukup praktis untuk digunakan di pesantren atau lembaga.
"Silahkan kembang Arbain ini di pondok masing-masing, guna metode ini.
Saya ikhlas dan gemahkan Arbain di Sumsel sehingga santri bisa membaca kita kuning. Saya ingatkah, dan saya temukan sendiri, banyak pesantrean tidak mempelajari kitab kuning," katanya.
Sementara Ketua Yayasan Kampoeng Tauhid Sriwijaya Ust Ali Effendi didampingi Ketua Panitia Workshop Maryansa mengatakan, kemunculan Ust Muharror sesuatu yang fenomenal.
"Ust Muharror ini bukan saja membuat metode, tetapi ia sendiri sudah buktikan dengan santrinya di Ponpes Almubarok di Demak. Hasilnya berhasil luar biasa, anak-anak kecil sudah bisa baca kitab kuning dan tidak butuh waktu lama," katanya.
Menurutnya, metode Arbain sebagai karya yang praktis untuk memudahkan para pembelajaran dalam menguasai ilmu nahwu, shorof dan lughoh.
Metode Arbain "Dengan alasan itu, Ust Muharror kita undang untuk berbagi ilmu sehingga metode arbain terus bergema di Sumsel," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/kitab-kuning-ponpes.jpg)