Pemerintah Kejar Target, Menkes Sebut Vaksin Booster Sudah Bisa Usai 3 Bulan Vaksin Kedua
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat yang telah divaksin dosis kedua tiga bulan lalu kini sudah bisa menerima dosis booster.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM - Jarak penyuntikan vaksinasi ketiga atau booster kini dipangkas menjadi tiga bulan saja dari penyuntikan vaksin dosis kedua.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat yang telah divaksin dosis kedua tiga bulan lalu kini sudah bisa menerima dosis booster.
Dalam aturan sebelumnya vaksinasi booster dapat diberikan kepada masyarakat yang telah enam bulan dari suntikan vaksinasi dosis pertama dan kedua atau vaksin primer.
"Vaksinasi booster sekarang sudah boleh tiga bulan jadi untuk dewasa. Bukan hanya lansia saja dewasa sudah boleh," kata Budi dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari Kontan, Minggu (27/2/2022) lalu.
Budi mengimbau, masyarakat yang sesuai kriteria tersebut untuk segera mendapatkan vaksinasi booster.
Jika ingin melakukan vaksinasi booster pun masyarakat tak boleh pilih-pilih jenis vaksin.
"Kami pesan tolong jangan pilih-pilih vaksin. Yang ada sekarang dipakai saja. Sama ampuhnya, paling perbedaan titernya," ujar Budi.
Apalagi, menurut Budi, secara angka ada perbedaan secara klinis jika telah di atas 250.
"Bedanya titer antibodi 7.000 sama 7.200 atau 7.000 atau 8.000 udah ga ada artinya, yang penting kalau sudah di atas 250," jelasnya.
Hingga kini tercatat 344 juta dosis vaksin yang disuntikkan untuk masyarakat Indonesia.
Adapun rinciannya yakni 190 juta dosis atau sekitar 70 persen masyarakat di tanah air yang mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama.
"Diharapkan suntik keduanya juga bisa cepat kejar 70 persen," lanjut Budi.
Menurutnya, jika 70 persen populasi sudah dapatkan dosis kedua ada kemungkinan saat lebaran nantinya tidak dilakukan pembatasan mobilitas secara ketat seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau bisa Bapak Ibu sebelum lebaran yaitu akhir April kita sudah selesaikan suntik 2 dosis 70 persen dari populasi sehingga mudah-mudahan kali ini kalau hasilnya baik Pak Menko mengizinkan ya lebaran kali ini kita bisa hadapi dengan berbeda dibandingkan dengan lebaran-lebaran lalu, dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua," terang Budi.
Terlebih, Presiden Joko Widodo juga menyarankan agar dilakukan sero survei pada bulan Maret nanti.