Mimbar Jumat

Indahnya Saling Menasehati

Yang tua menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua; yang kaya menyantuni yang miskin, yang miskin tidak malu membanting tulang...

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Erlan Agusrijaya SPd, MPd Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, berdomisili di Kota Palembang 

Bagaimana etika dan cara menasehati?
Menasehati dalam agama Islam diutamakan secara pribadi dan tertutup (tidak terbuka).

Dengan kata lain, hendaklah seseorang memberikan nasihat secara diam-diam, tidak terang-terangan di hadapan orang lain.

Sebab, manusia pada umumnya tidak mau menerima nasihat apabila diberikan di hadapan orang lain karena hal itu dapat mempermalukannya atau mengesankan kerendahan dan kehinaannya.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Oleh karena itu, akan bangkitlah keangkuhannya sehingga menyebabkannya menolak nasihat yang disampaikan.

Nasihat pada kondisi tersebut sama dengan membongkar aib dan nasihat ini hampir semakna dengan merendahkannya.

Dan para ulama salaf (terdahulu yang saleh dari kalangan Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut tabi’in) pun membenci perbuatan amar ma’ruf nahi munkar dengan bentuk merendah-rendahkan di hadapan orang banyak dan mencintai jika memberikan nasihat secara diam-diam.

Adapun nasihat yang diberikan dengan diam-diam tidaklah mengandung makna seperti itu.

Oleh sebab itu, biasanya orang yang dinasihati menerima jika nasihat untuknya tidak disampaikan secara terang-terangan.

Niscaya orang yang dinasihati tidak merasa keberatan atau tertekan untuk menerima nasihat tersebut.

Sehingga apabila seseorang menerima suatu nasihat dari orang yang menginginkan kebaikan darinya supaya mencegah dari hal yang dilarang, kemudian ia

menerimanya, taat, tunduk dan mengetahui baiknya nasihat tersebut maka hal itu diumpamakan seperti menginginkan kebaikan kepada orang yang dinasihati.

Kemudian, tentu saja niat yang tulus ikhlas harus ditanam dalam hati sejak awal agar jangan sam-pai tidak bernilai ibadah dan agar tidak kecewa bila nasehat tidak dijalanka.

Artinya, hendaklah orang yang memberikan nasihat kepada orang lain meniatkannya semata-mata mengharapkan Wajah Allah subhanahu wa ta’ala serta mencari pahala dan balasan dari-Nya.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com
Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved